Sabtu, 14 November 2015

EUFORIA ETMC 2015 DAN CATATAN KECIL BAGI PERSE DAN PEMKAB ENDE

[caption id="attachment_268" align="alignnone" width="300"]Laskar Kelimutu Ende Laskar Kelimutu Ende[/caption]

Sebagai ajang tertinggi dalam persepakbolaan NTT, Eltari Memorial Cup 2015 telah usai dan hasilnya telah diketahui bersama bahwa Persami Maumere keluar dengan menahan Piala bergengsi di level NTT untuk tinggal di bumi Nian Tanah sedangkan Perse Ende yang dijuluki Laskar Kelimutu menjadi tim peraih juara dua. Terlepas dari plus minus pelaksanaan turnamen ini, namun hal positif yang patut dibanggakan bahwa digulirkannya turnamen ini sejak 1969 secara implisit mampu membangun rasa persaudaraan sesama masyarakat flobamorata.

Dalam kancah sepak bola Nasional, talenta-talenta muda Nusa Tenggara Timur yang dahulunya tidak pernah dipandang oleh pelatih dan club-club berkelas dalam negeri namun kini generasi muda NTT mulai menunjukan kemampuannya dan layak diperhitungkan dilevel Nasional . Adalah Indra Syafri mantan pelatih nasional dan pelatih Bali United saat ini yang mengangkat putra-putra NTT seperti Yabes roni Mailafani, Aslan Sanda, Sebastianus Daga, Andre Tefu untuk menunjukan taringnya di kancah sepak bola nasional.

Ditengah kisruh persepakbolaan pada level nasional antara PSSI dan Kemepora hingga dibanned FIFA, muncul fenomena baru dalam ETMC 2015 yaitu fanatisme penonton dan kegilaan beberapa pemerintah daerah sebagaimana yang ditunjukan oleh pemkab Malaka sebagai kabupaten bungsu dengan menjanjikan pekerjaan bagi pemain, pemkab flotim dengan memberi bonus sebesar 125 juta, dan yang paling gila adalah pemkab ende yang selain memberikan bonus bagi pemainnya, cara yang dilakukan untuk mendukung tim Perse dengan memfakultatifkan urusan pekerjaan dan menggerakan pegawai maupun masyarakat untuk mendukung tim kesayangan laskar kelimutu. Euforia public Ende mengangkasa dengan berbagai slogan salah satunya merahkan Samador sebagai stadion terselenggaranya ETMC 2015 di Maumere.

Sepak bola bagai virus yang melanda semua lapisan masyarakat termasuk di Ende. Tidak mengenal usia, jenis kelamin, suku, ras maupun golongan. Sepak bola bahkan membangkitkan adrenalin suporternya ketika dalam situasi genting dalam suatu pertandingan, sepak bola telah membuka sekat antar daerah untuk menunjukan kapasitas tim terbaik. Inilah euphoria sepak bola yang sifatnya tidak statis ibarat pasang surut air laut.

Dalam ETMC 2015, mencuat pula sejarah baru bahwa sepak bola NTT makin kompetitif. Memang benar kata orang bola itu bundar. Sebut saja, Persami, selain sebagai tuan rumah tim ini pada laga awalnya terseok karena dikalahkan oleh SBD yang pernah menjadi Jawara ETMC namun akhirnya Persami menegaskan bahwa merekalah sang jawara kali ini. Kemudian Tim Persewa , persematim, dan bahkan PSKK kota Kupang yang merupakan gudangnya pemain sepak bola NTT dan tim langganan final serta dihuni oleh pemain-pemain yang berkelas pada akhirnya tumbang ditangan Perse Ende, Demikian juga PSN Ngada yang juga gudang pemain dan juga langganan final pada akhirnya keok juga dikaki-kaki pemain perse. Tim yang tidak diperhitungkan dalam laga kali ini mampu membuktikan bahwa mereka layak diperhitungkan dalam kancah sepak bola NTT.

Terlepas dari carut marut pelaksanaannya ETMC 2015 dan nada-nada pro kontra atas tim Perse kemarin yang menggunakan jasa pemain luar, terdapat catatan-catatan penting bagi Pemkab Ende maupun stackholder sepak bola Ende selain dalam menyongsong ETMC 2017 yang nantinya akan digelar di Ende namun juga untuk investasi jangka panjang. Dukungan dalam sepak bola Ende khusunya tidak sekedar euphoria semusim dan akan hilang bagai ikan lumba-lumba. Perlu langkah progress agar Perse Ende selain dihuni oleh putra daerah yang mumpuni dalam sepak bola daerah juga mereka mampu berkiprah dilevel nasional.

Secara factual, di Ende dalam penanganan dan pengembangan dunia sepak bola masih jauh dari harapan. Misalnya dalam manajemen Perse sendiri yang belum jelas dan tidak adanya pendataan club-club maupun SSB yang ada di Ende , kemudian turnamen yang masih minim dan tidak adanya turnamen usia dini dan hilangnya turnamen antar kecamatan. Jika boleh dikatakan Even turnamen di Kabupaten Ende yang paling bergengsi hanyalah Turnamen Sepak Bola Ema Gadi Djou Cup yang diselenggarakan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Flores. Di sisi lain ketika digelarnya turnamen, muncul club-club baru yang kurang jelas baik dari sisi pembinaan, pengelolaan club apalagi aturan-aturan club sehingga disaat turnamen sering memakai jasa pemain-pemain dari luar daerah. Namun hal ini tidaklah menjadi masalah crusial karena sepak bola itu olahraga yang terbuka dan sangat tergantung pada sifat turnamen yang akan digelar. Jika turnamen itu bertujuan untuk membina, dan mencari bakat-bakat local maka Perse harusnya melakukan verifikasi dalam setiap gelaran turnamen yang dibuat. Namun jika turnamen tersebut sebagai ajang pegembangan pemain maka event tersebut merupakan ajang untuk melatih pemain agar dapat belajar dari pemain luar dan berkompetisi untuk membuktikan skillnya. Pada tempat lain, Perse juga perlu melakukan pembinaan terhadap club-club yang ada di Ende agar club-club yang ada dijadikan potensi dan juga dibentuk asosiasi sepak bola ditingkat kecamatan yang harusnya club dan asosiasi kecamatan ini merupakan pemilik suara Perse . Ini merupakan catatan yang perlu menjadi masukan bagi Perse sebagai Induk sepak bola di Ende.

Dari hal tersebut langkah bagi Perse sebagai PSSI nya Kabupaten dan Pemkab Ende khususnya, dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan pembenahan baik dari sisi turnamen maupun penanganan club-club yang ada di Ende. Hal yang tidak kalah penting misalnya memperbanyak Turnamen atau menyelenggarkan kompetisi usia dini yang melibatkan pihak swasta baik sebagai operator maupun sebagai sponsor. Dipihak lain, Perse perlu menghidupkan kembali even tahunan yang pernah ada yaitu turnamen antar kecamatan yang bisa saja dikemas dalam Kelimutu Cup atau Piala Bupati atau dalam nama apapun asalkan terselenggara secara rutin dan dijadikan agenda tahunan dan pemain-pemainnya diverifikasi benar-benar dari kecamatan tersebut ataupun asli putra Ende. Karena semua yakin terdapat bakat-bakat alam yang perlu dimanfaatkan dan dikembangkan ada pada generasi muda ende yang tersebar diberbagai belahan bumi kelimutu.

Jayalah Sepak Bola Ende..., Bravo Laskar Kelimutu…

OLEH: IHSAN D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Beri Komentarnya