Sabtu, 31 Oktober 2015

ENDE, TEMPAT DITOLAKNYA GAGASAN KHILAFAH

Pada 1 Juni 2013 yang lalu diresmikan situs Pelestarian Kawasan Bersejarah Bung Karno di Ende Flores (dahulu ditulis Endeh), Nusa Tenggara Timur. Situs sejarah yang diresmikan ialah monumen patung Soekarno duduk menghadap laut di bawah pohon sukun, dan revitalisasi rumah yang pernah ditempati Soekarno bersama Ibu Inggit Garnasih, anak angkatnya Ratna Djuami dan ibu Amsi (mertua). Pohon sukun yang ada sekarang ditanam tahun 1981, sedangkan pohon sukun yang menjadi kenangan sejarah Bung Karno di Ende telah tumbang tahun 1960.


Namun sebelum dibuang ke Ende (Endeh saat itu) terdapat suatu persitiwa yang membuat Bung Hatta kecewa berat, marah besar, menyaksikan Sukarno yang jadi “lembek” setelah menggelegarkan pidato “Indonesia Menggugat”. Tanggal 31 Juli 1933. “Sekali ini, Sukarno menjadi korban bukan karena kekejaman pemerintah, melainkan korban daripada diri sendiri, karena luntur iman dan ternyata pula tidak mempunyai karakter (watak)… Sikap Sukarno memberi cemar kepada seluruh pergerakan nasional dan harus dicela sekeras-kerasanya,” demikian tulis Bung Hatta di Koran Daulat Ra’jat, satu tulisan tajam menyerang Sukarno.


Sukarno ditangkap dan ditahan. Penahanan inilah yang begitu “menyiksa batin” Sukarno sampai beliau menulis empat surat permohonan pembebasan ke Hindia Belanda dan berjanji “untuk mengundurkan diri dari kehidupan politik, dan menjadi warga yang tenang untuk mengurus keluarga dengan menjalankan praktik arsitek dan keinsinyuran”.
Permohonan Sukarno yang sudah menyerah kalah itu, dijawab dengan suatu hal yang jauh dari dugaan sang penggali Pancasila itu, ia dibuang ke Ende, Flores. Padahal, sebelumnya Sukarno berujar, “Kekejaman yang paling hebat yang dapat mengganggu pikiran manusia adalah pengasingan. Sungguh hebat akibatnya! Ia dapat menggoncangkan dan membelokkan kehidupan seseorang.”
Pada tahun 1934 Sukarno dibuang ke Ende, dan Tuhan punya kehendak lain. Sejarah pun mencatat bahwa Ende adalah kawah candradimuka bagi seorang Sukarno, atau sekolah “pasca-sarjana”, di Ende Sukarno mendapatkan amusi spiritual yang kuat untuk melanjutkan cita-cita kemerdekaan.
Secara pribadi, Ende menjadi tempat perkembangan penting dalam diri Sukarno, yaitu perubahan diri manusia ‘singa podium’ menjadi ‘manusia perenung’. Sukarno di Jawa adalah Sukarno ‘pembakar massa’. Sukarno di Ende adalah Sukarno relektif, pemikir, lebih banyak waktu dipakai untuk tenggelam dalam perpustakaan, bertukar pikiran dengan para pendeta, ulama, dan para cendekiawan. Bahkan di Ende, Sukarno menjadi seorang seniman dengan kepekaan rasa yang tinggi, ia pun membuat kelompok tonil, Kalimoetoe Toneel Club, yang salah satu karyanya menjadi legenda zaman sekarang, Rahasia Kalimatoe.
Jika kita terkagum-kagum akan pidato Nawaksara yang menjadi lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945, maka kita bisa berkata bahwa moment kehidupan Sukarno di Ende adalah spirit kuat “tergalinya” Pancasila.
Ketika di Ende, Sukarno menjalin hubungan baik dengan kalangan Nasrani. Ia berhubungan dengan Johannes var der Hijden, sekertaris keuskupan di Ende, dan menjadi teman diskusi soal agama-agama dan memperkenalkan katolikisme kepada Sukarno. Lalu, Sukarno pun menjalin hubungan dengan Pater Huijtink, yang sebenarnya ditugasi oleh Hindia Belanda untuk menyunting naskah-naskah drama Sukarno di Ende.
Bukan hanya dua mana Nasrani ini, Sukarno pun berdebat hebat dengan Bouma dan Van Stiphout. Dari Stiphout-lah Sukarno memahami manifesto ekonomi-politik yang dikeluarkan Paus Leo XIII pada 1891. Pandangan Rerum Novarum sangat sesuai dengan pemikiran-pemikiran ekonomi-politik Sukarno yang sangat anti-kolonialisme dan kapitalisme. Perkenalan Sukarno dengan non-Muslim di Ende, membawa semangat pluralisme dan toleransi yang menjadi jiwa ideologi Pancasila.
Kita pun tahu, Sukarno di Ende berguru atau berdiskusi dengan pimpinan Persatuan Islam, A. Hasan. Dari surat-menyurat itu kita tahu bahwa Sukarno bukan seseorang yang hanya gandrung akan pemikiran anti-kolonialisme dan marxisme semata, melainkan seorang pemikir Islam yang kuat. Satu istilah Sukarno yang masih kerap dipakai atau diujarkan atau dikutip oleh mereka yang punya interes akan pemikiran Islam.
Inilah yang kemudian menjadi buku Sukarno, yang memuat surat-suratnya ke A. Hasan dan beberapa artikel beliau di Majalah Panji Masyarakat. Bagi Sukarno, Islam bukanlah sebuah agama yang terkunci rapat, melainkan harus menjadi sesuatu yang hidup di arena pergulatan dan perubahan sosial. Sukarno memanggap bahwa Islam akan terus ada sampai kiamat tiba bukan karena ditakdirkan abadi, melainkan karena Islam memang berharga. ‘Harga’ itu terletak dalam peranan Islam menggerakan orang banyak untuk menumbangkan kejumudan, menghancurkan ketidakadilan, dan menjauh dari utopisme semu.




[caption id="attachment_131" align="alignnone" width="248"]Bung Karno sedang berbincang dengan Pater G. Huijtink SVD (berjenggot) dan Pater A. Tiyssen SVD Bung Karno sedang berbincang dengan Pater G. Huijtink SVD (berjenggot) dan Pater A. Tiyssen SVD[/caption]


Salah satu yang sangat utopis bagi Sukarno adalah khilafah islamiah. Kita tahu, Sukarno sangat gandrum akan Musthafa Kemal Atruk di Turki yang merobohkan sistem Khilafah di dunia Islam. Sukarno pun menulis, “Mengejar kamajuan bagi Islam bukan terletak dalam berbalik ke belakang, ke seribu tahun lalu, zaman kemegahan Islam, bukan kembali ke zaman khilafah, tetapi lari ke muka, lari mengejar zaman… Masyarakat minta maju, maju kedepan, maju kemuka, maju ketingkat yang ‘kemudian’ dan tak mau disuruh ‘kembali’,” tulis Bung Karno dengan gayanya yang khas dan berapi-api.


Ende merupakan salah satu tonggak dalam perjalanan hidup dan sejarah Soekarno sebagai pejuang kemerdekaan dan pemimpin bangsa. Soekarno menjalani hukuman pengasingan sebagai tahanan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda di Ende mulai 1934  sampai 1938. Dalam buku Bung Karno dan Kehidupan Berpikir Dalam Islam (Solichin Salam: 1964) diungkapkan, dengan dibuangnya Bung Karno oleh pemerintah kolonial Belanda ke Endeh merupakan permulaan zaman baru dalam sejarah hidupnya. Sejak berada dalam pembuangan inilah semakin kuat hasrat dan keinginan Bung Karno untuk mempelajari agama Islam dengan jalan membaca buku-buku tentang Islam baik yang ditulis oleh orientalisten Barat maupun sarjana-sarjana Islam sendiri dalam berbagai bahasa.  Selama di Endeh, selain rajin membaca dan mempelajari buku-buku Islam, Bung Karno berkorespondensi dengan A. Hassan, seorang ulama Islam terkenal dan tokoh organisasi Persatuan Islam (Persis) Bandung. Surat menyurat ini berlangsung sejak 1 Desember 1934 hingga 17 Oktober 1936.


Menurut catatan Solichin Salam, di dalam surat-surat Soekarno tertuang seluruh isi hati dan jiwanya tentang agama Islam dan umat Islam di Indonesia yang pada waktu itu diliputi kebekuan dan kekolotan. Surat-surat tersebut; pertama tertanggal 1 Desember 1934, kedua 25 Januari 1935, ketiga 26 Maret 1935, keempat 17 Juli 1935, kelima 15 September 1935, keenam 25 Oktober 1935, ketujuh 14 Desember 1935, kedelapan 22 Pebruari 1936, kesembilan 22 April 1936, kesepuluh 12 Juni 1936, kesebelas 18 Agustus 1936, dan kedua belastertanggal 17 Oktober 1936. Surat-surat ini dihimpun dan diterbitkan oleh A. Hassan dengan judul “Surat-Surat Islam Dari Endeh”(Persatuan Islam - Bandung: 1936).


Dalam salah satu surat, Soekarno menulis:


“Di Endeh sendiri tak ada seorang pun yang bisa saya tanyai, karena semuanya memang kurang pengetahuan (seperti biasa), dan ..... kolot bin kolot. Semuanya hanya mentaqlied saja zonder tahu sendiri apa-apa yang pokok; ada satu dua yang berpengetahuan sedikit, di Endeh ada seorang sayyid yang sedikit terpelajar, tetapi tak dapat memuaskan saya, karena pengetahuannya tak keluar sedikit pun dari kitab fiqih, dependent, unfree, taqlid. Quran dan Api Islam seakan-akan mati, karena kitab fiqih itulah yang mereka jadikan pedoman hidup, bukan kalam Ilahi sendiri. Ya, kalau difikirkan dalam-dalam, maka kitab fiqih kitab fiqih itulah yang seakan-akan ikut menjadi algojo Ruh dan Semangat Islam.”


Soekarno menyoroti keadaan dunia Islam dalam suratnya, “Bila kita melihat jalannya history Islam, maka tampaklah disitu akibatnya taqlied itu sebagai satu garis ke bawah, garis decline, sampai sekarang. Bahwa dunia Islam adalah mati geniusnya, semenjak ada anggapan, bahwa mustahil ada mujtahid yang bisa melebihi imam yang empat, en dus harus mentaqlied saja kepada tiap-tiap kiyai atau ulama dari sesuatu mazhab yang empat itu.”




[caption id="attachment_132" align="alignnone" width="300"]Soekarno (berpeci dan jas putih berdasi) bersama Inggit Ganarsih  berbaur bersama para pemain Tonil saat dibuang pemerintah kolonial Belanda ke Ende, NTT Soekarno (berpeci dan jas putih berdasi) bersama Inggit Ganarsih berbaur bersama para pemain Tonil saat dibuang pemerintah kolonial Belanda ke Ende, NTT[/caption]

Kegiatan missionaris dan dakwah Islam tak luput dari perhatian Soekarno selama di Ende. Berikut petikan penuturannya kepada A. Hassan,“Tuan tahu, bahwa pulau Flores itu ada pulau missi yang mereka sangat banggakan....Saya sendiri melihat, bagaimana mereka bekerja mati-matian buat mengembangkan mereka punya agama di Flores...... Tapi kita, kenapa kita malas, kenapa kita teledor, kenapa kita tak mau kerja, kenapa kita tak mau giat? Kenapa misalnya di Flores tiada seorangpun mubaligh Islam dari sesuatu perhimpunan Islam yang ternama (misalnya Muhammadiyah) buat mempropagandakan Islam di situ kepada orang kafir? Missi di dalam beberapa tahun sahaja bisa mengkristenkan 250.000 orang kafir di Flores, tapi berapa banyak orang kafir yang bisa dihela oleh Islam di Flores itu?”


Soekarno sering dikirimi buku dan majalah Islam oleh Ustadz A. Hassan, ulama pendidik yang sangat pemurah, penulis Tafsir Al Quran dan penerbit majalah-majalah Islam yang tersohor. Inilah surat balasan terima kasih Soekarno kepada A. Hassan tertanggal Endeh, 26 Maret 1935:


“Assalamu’alaikum w.w.  Tuan punya kiriman pos paket telah tiba di tangan saya, seminggu yang lalu. Karena terpaksa menunggu kapal, baru ini harilah saya bisa menyampaikan kepada Tuan terima kasih kami laki-isteri serta anak. Biji jambu mede menjadi “ganyeman” seisi rumah; di Endeh ada juga jambu mede, tapi varieteit “liar”, rasanya tak nyaman. Maklum, belum ada orang yang menanam varieteit yang baik. Oleh karena itu , maka jambu mede itu menjadikan pesta. Saya punya mulut sendiri tak berhenti-henti mengunyah! Buku yang tuan kiriman itu segera saya baca. Terutama “Soal-Jawab” adalah suatu kumpulan jawahir-jawahir. Banyak yang semula kurang terang, kini lebih terang. Alhamdullilah!  Saya  belum ada Bukhari dan Muslim yang bisa dibaca. Betulkah belum ada Bukhari Inggris? Saya pentingkan sekali mempelajari hadis, oleh karena saya tuliskan sedikit di dalam salah satu surat saya yang terdahulu, dunia Islam menjadi mundur oleh karena banyak orang “jalankan” hadis yang dhaif dan yang palsu. Karena hadis-hadis yang demikian itulah, maka agama Islam menjadi diliputi oleh kabut-kabut kekolotan, ketahayulan, bid’ah, anti rasionalisme, dll. Padahal tak ada agama yang lebih rasional dan simplistic daripada Islam. Saya ada sangkakan keras bahwa rantai taqlied yang merantai ruh dan semangat Islam dan yang merantaikan pintu-pintu bab el-Ijthihad, antara lain, ialah hasilnya hadis-hadis yang dhaif dan palsu itu. Kekolotan dan kekonservativan-pun dari situ datangnya. Karena itu adalah saya punya keyakinan yang dalam, bahwa kita tak boleh menghasilkan harga yang mutlak kepada hadis. Walaupun menurut penyelia dikatakan Shahieh. Human reports (berita yang datang dari manusia) tak absolute, absolute hanyalah kalam Ilahi. Benar atau tidaknya pendapat saya ini? Di dalam daftar buku, saya baca Tuan ada sedia “Jawahirul-Bukhari”. Kalau Tuan tiada keberatan , saya minta buku itu, niscaya di situ banyak pengetahuan pula yang saya bisa ambil.  Dan kalau Tuan tidak keberatan pula, saya minta “keterangan hadis mi’raj”. Sebab, saya mau bandingkan dengan saya punya pendapat sendiri, dan dengan pendapat Essad Bey, yang di dalam salah satu bukunya ada mengasih gambaran tentang kejadian ini. Menurut keyakinan saya, tak cukuplah orang menafsirkan mi’raj itu dengan percaya saja, yakni dengan mengecualikan keterangan “akal”. Padahal keterangan yang rasional di sini ada. Siapa kenal sedikit ilmu psikologi dan parapsikologi, ia bisa mengasih keterangan yang rasionalitis itu. Kenapa suatu hal harus “dighaibkan” kalau akal bisa menerangkan? Saya ada keinginan pesan dari Eropa, kalau Allah mengabulkannya dan saya punya mbakyu suka membantu uang harganya, bukunya Ameer Alie “The Spirit Of Islam”. Baikkah buku ini atau tidak? Dan dimana uitgevernya ?  Tuan, kebaikan budi Tuan kepada saya, hanya sayalah yang merasai betul harganya, saya kembalikan lagi kepada Tuhan. Alhamdulilah, segala puji kepada-Nya. Dalam pada itu, kepada Tuan 1.000 kali terima kasih. Wassalam, Soekarno.”


Sebelum meninggalkan pulau Flores, Soekarno sempat menanam pohon kokara, yaitu sejenis pohon yang berdaun lima. Kemudian oleh beliau pohon tersebut diberi nama “pohon Pancasila”.  Selama pengasingan di Ende yang merupakan “penjara terbuka”, konon Soekarno merenungkan butir-butir mutiara kebangsaan yang menjadi pokok-pokok pikiran Pancasila.


Pada tahun 1938 Soekarno dibuang ke Bengkulu, Sumatera Selatan, yang di masa itu bernama Bengkulen. Selama dalam pembuangan di Bengkulu ini Soekarno aktif dalam organisasi Muhammadiyah dan menjadi Ketua Bagian Pengajaran Muhammadiyah Daerah Bengkulu, serta aktif menulis artikel-artikel tentang Islam. Dalam kurun waktu tersebut muncul polemik intelektual yang berbobot dan monumental antara Soekarno dengan Mohammad Natsir mengenai hubungan agama dengan negara.


Dari uraian di atas dapat disimpulkan, pelestarian kawasan bersejarah Bung Karno di Ende tidak lengkap tanpa mengenang jejak pemikiran islam Soekarno dan aktivitas surat-menyuratnya dengan A. Hassan Bandung mengenai berbagai masalah agama. Surat-surat Islam dari Endeh tidak bisa dilupakan atau dikecilkan artinya bagi pembinaan nasionalisme Indonesia yang berketuhanan, berkemanusiaan, bersatu, adil dan beradab.


Semangat Soekarno yang  menggelorakan kehidupan berpikir dalam Islam sembari membangkitkan kesadaran bangsa dan perannya sebagai penggali landasan falsafah negara Pancasila merupakan mozaik sejarah yang berharga bagi generasi muda. Memang, tidak semua orang sepakat dan sependapat dengan pemikiran Islam dan garis politik Soekarno sewaktu berkuasa, namun dengan segala kelebihan dan kekurangannya sebagai manusia Bung Karno adalah orang besar dan berjasa terhadap bangsa dan tanah air. Bung Karno salah seorang Pemimpin Besar Bangsa Indonesia, di samping Bung Hatta. Ini satu kenyataan yang tak bisa dipungkiri. Wallahu a’lam bisshawab.


Diolah dari sumber :

www.radartasikmalaya.com

bidikmisiuinjkt.blogspot

Jumat, 30 Oktober 2015

AKSARA LOTA. SIMBOL HURUF YANG TERASING DI NEGERI SENDIRI

Ende menjadi salah satu tempat yang pernah menjadi bagian penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Soekarno beserta istri dan anak angkatnya, Inggit Garnasih dan Ratna Juami, sempat diasingkan oleh Belanda di pulau ini. Selain itu, Ende juga memiliki khazanah bahasa yang membanggakan. Orang Ende telah menciptakan pola tulisan dengan aksara Lota. Sayangnya, tidak banyak yang tahu tentang hal ini. Namun, berkat ketekunan Maria Matildis Banda, seorang ahli Filologi dari Universitas Udayana, Bali, aksara Lota dapat dipelajari dari buku ini. Bagi anda penikmat kajian filologi, tentu akan dimudahkan dengan adanya buku ini. Sebelumnya, pakar linguistik dan filologi bernama S Ross sudah menelitinya yang terangkum dalam bukunya Encyclopaedisch Bureau Endeh Flores.


Buku setebal 175 halaman itu mengupas secara detil analisis, terjemahan, dan teks asli dari aksara Lota yang dahulu banyak ditulis dengan media wunu koli (daun lontar). Penulis sangat menguasai kajian filologi teks-teks tradisional yang kurang banyak diminati oleh pengkaji bahasa di Indonesia ini.


Pengaruh Bugis     


Aksara Lota merupakan turunan dari aksara Bugis yang masuk ke wilayah Ende pada masa pemerintahan Raja Goa XIV I, Manggarangi Daeng Manrabia bergelar Sultan Alaudin (1593-1639), yang kemudian beradaptasi dengan sistem bahasa dan budaya lokal masyarakat Ende. Lota berasal dari kata lontar, karena pada masa lampau, aksara ini diajarkan dan ditulis di daun lontar (wunu koli). Tulisan umumnya berupa doa, ajaran budi pekerti pada orangtua, petuah kehidupan, dan pesan kecintaan pada alam.


Aksara Lota telah menghiasi budayaan tulis dan kesusasteraan Ende tempo dulu. Gubahan syair dan lagu-lagu tradisional Ende yang sering dibacakan dan dinyanyikan dalam upacara ritual adat ditulis dalam aksara Lota ini. Dahulu, jika ada orang yang memiliki hajat mengkhitankan anaknya atau membangun rumah baru, kisah-kisah kehidupan yang ditulis dalam aksara Lota selalu dibacakan. Tujuannya agar masyarakat mengambil pelajaran dari kisah tersebut. Pembacaan ini juga dimaksudkan untuk mendidik masyarakat agar mencintai budaya leluhur.


Sepi Pembaca


Aksara Lota telah menyimpan banyak nilai sejarah kebudayaan Ende, mulai dari kesusasteraan hingga tatanan sosial masyarakat. Namun sayang, saat ini hanya tersisa sedikit orang Ende yang dapat membaca aksara Lota, baik pada generasi tua mereka apalagi muda. Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan karena dengan hilangnya aksara Lota juga menyebabkan hilangnya kebudayaan sastra Ende.


Hilangnya aksara Lota dari kehidupan orang Ende diduga disebabkan karena beberapa faktor, antara lain banyak dari mereka yang dapat membaca sudah wafat namun tidak sempat menurunkan ilmunya ke generasi selanjutnya dan tidak adanya sanggar budaya atau proses belajar yang diselenggarakan oleh rumah adat. Selain itu, aksara Latin yang digunakan untuk sarana komunikasi sehari-hari menjadikan aksara Lota tergerus dari memori orang Ende. Mempelajari aksara Lota dirasakan sulit oleh generasi muda karena memerlukan kesabaran dan kekuatan hafalan, dan masuknya budaya modern yang mudah diakses.


Problematika di atas sebenarnya tidak hanya dialami oleh aksara Lota saja, hampir semua aksara kuno dalam kebudayaan berbagai suku bangsa di Indonesia juga mengalami hal yang sama. Sedikit peminat dan hanya dipergunakan dalam kondisi tertentu. Aksara Jawa, misalnya, hanya digunakan oleh kalangan dan pada waktu tertentu. Oleh karena itu, buku ini merupakan satu hal yang menggembirakan dan semoga menarik minat budaya lain untuk peduli terhadap aksara Lota.


(Yusuf Efendi/Res/79/09-2011)



Karakter Lota


Karakter Lota dieksplorasi oleh S. Roos, karakter Bugis dieksplorasi oleh Van Suchtelen, dan karakter Ende diselidiki oleh Maria Matildis Banda yang digunakan dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Kemudian, karakter Bugis dibandingkan dengan karakter Ende. Di mana karakter Bugis yang disesuaikan dengan bahasa Ende membentuk karakter Ende.


Karakter lota Ende diambil dari S. Roos (1871).


AKSARA LOTA ENDE


(Suchtelen, 1921: 227).

[caption id="attachment_119" align="alignnone" width="223"]AKSARA LOTA ENDE AKSARA LOTA ENDE[/caption]

[caption id="attachment_120" align="alignnone" width="221"]AKSARA LOTA ENDE AKSARA LOTA ENDE[/caption]

[caption id="attachment_121" align="alignnone" width="236"]AKSARA LOTA ENDE AKSARA LOTA ENDE[/caption]

[caption id="attachment_122" align="alignnone" width="257"]AKSARA LOTA ENDE DAN AKSARA LOTA BUGIS AKSARA LOTA ENDE DAN AKSARA LOTA BUGIS[/caption]

Reference :

http://m.melayuonline.com/ind/bookreview/read/225/deskripsi-naskah-dan-sejarah-perkembangan-aksara-ende-flores-nusa-tenggara-timur

http://lingdy.aacore.jp/doc/endangered-scripts-issea/maria_matildis_banda_paper.pdf

Kamis, 29 Oktober 2015

GORO FATA JOKA MOKA, RITUAL TOLAK BALA DI DESA MANULONDO KECAMATAN NDONA

Upacara adat merupakan serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama, dan kepercayaan. Jenis upacara dalam kehidupan masyarakat, antara lain, upacara penguburan, upacara perkawinan, dan upacara pengukuhan kepala suku. Upacara adat adalah suatu upacara yang dilakukan secara turun-temurun yang berlaku di suatu daerah. Dengan demikian, setiap daerah memiliki upacara adat sendiri-sendiri, seperti upacara perkawinan, upacara labuhan, upacara camas pusaka dan sebagainya. Upacara adat yang dilakukan di daerah, sebenar- nya juga tidak lepas dari unsur sejarah.

Aktifitas upacara adat yang berkaitan erat dengan sistem religi merupakan salah satu wujud kebudayaan yang paling sulit dirubah bila dibandingkan dengan unsur kebudayaan yang laainnya.Bahkan sejarah menunjukan bahwa aktifitas upacara adat dan lembaga-lembaga kepercayaan adalah untuk perkumpulan manusia yang paling memungkinkan untuk tetap dipertahankan. Keadaan tersebut diatas, sangat berkaitan erat dengan kepercayaan manusia dalam berbagai kebudayaan di dunia gaib ini didiami oleh berbagai mahluk dan kekuatan yang tidak dapat dikuasai oleh manusia dengan cara-cara biasa sehingga ditakuti oleh manusiaKepercayaan itu biasanya termasuk suatu rasa kebutuhan akan suatu bentuk komunikasi dangan tujuan untuk menangkal kejahatan, menghilangkan musibah seperti atau untuk menjamin kesejatraan. Dalam rangka masyarakat melaksanakan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidup biasanya dipangaruhi oleh adanya pepercayaan dan nilai-nilai yang dianutnya seperti nilai budaya, hukum, norma-norma maupun aturan-aturan khusus lainnya.

Hal demikian terjadi pada Masyarakat desa manulondo Kecamatan Ndona Kabupaten Ende-NTT yang sering melaksanakan upacara adat joka moka goro fata. Upacara adat ini dimaksudkan sebagai salah satu bentuk perwujudan untuk menolak bala dari hama dan penyakit. Rangkaian kegiatan adat ini dilaksanakan selama 3-4 hari dengan rangkaian acaranya yaitu; hari pertama dilakukan pembersihan keda kanga (dalam istilah adatnya je ngaki keda kanga) hari kedua dilakukan renovasi rumah adat (kema nena keda kanga) dan pembuatan sampan mini untuk mengisi sesajen yang akan dilakukan pada puncak acara. Sementara hari ketiga yaitu puncak acara adatnya goro fata joka moka (upacara tolak bala) dari ujung kampong ke pantai Nanganesa.

Menurut Bpk. Antonius Te (mosalaki Ria Bewa yang juga mantan Kepala Desa Manulondo) mengatakan bahwa Upacara yang melibatkan seluruh masyarakat desa manulondo merupakan rutinitas yang digelar setiap tahun pada bulan mei minggu kedua. Gelaran kegiatan adat ini disamping untuk menolak bala atau mengusir hama dan penyakit juga bertujuan untuk melestarikan budaya setempat agar dapat dikenal dan diwariskan kepada generasi-generasi desa manulondo, tegas Bapak Anton.

[caption id="attachment_50" align="alignnone" width="300"]PROSES PEMBUATAN RUMAH ADAT DI NDONA PROSES PEMBUATAN RUMAH ADAT DI NDONA[/caption]

[caption id="attachment_53" align="alignnone" width="300"]ALANG-ALANG YANG DIGUNAKA UNTUK ATAP RUMAH ADAT DI NDONA ALANG-ALANG YANG DIGUNAKA UNTUK ATAP RUMAH ADAT DI NDONA[/caption]

[caption id="attachment_54" align="alignnone" width="300"]RUMAH ADAT YANG TELAH DIPUGAR-NDONA RUMAH ADAT YANG TELAH DIPUGAR-NDONA[/caption]

[caption id="attachment_55" align="alignnone" width="300"]TANDUK KERBAU YANG DISIMPAN DALAM RUMAH ADAT NDONA TANDUK KERBAU YANG DISIMPAN DALAM RUMAH ADAT NDONA[/caption]

Dalam rangkaian kegiatan goro fata joka moka ini, sebelum melakukan renovasi rumah adat, masyarakat (fai walu ana kalo) dari masing-masing kepala keluarga menyiapkan alang-alang untuk mengatap kembali rumah adat. Di hari yang telah ditentukan oleh Ria Bewa barulah dimulai proses pemugaran yang akan dimulai oleh Ria Bewa dan selanjutnya diteruskan oleh klan Tukang Kayu yang sudah diwariskan secara turun temurunkemudian dibantu oleh anakalo fai walu (masyarakat umum. Selama proses pemugaran rumah adat ini dari beberapa hari sebelum dilakukan pemugaran bunyi peralatan music gong dan lamba akan terus ditabu hingga dibawa ke pantai disaat puncak acara.

[caption id="attachment_56" align="alignnone" width="300"]PEMBUATAN SAMPAN MINI DALAM SEREMONI GORO FATA JOKA MOKA DI NDONA PEMBUATAN SAMPAN MINI DALAM SEREMONI GORO FATA JOKA MOKA DI NDONA[/caption]

[caption id="attachment_57" align="alignnone" width="300"]MASYARAKAT MEMAINKAN ALAT MUSIK SELAMA MASA ACARA GORO FATA JOKA MOKA DI NDONA MASYARAKAT MEMAINKAN ALAT MUSIK SELAMA MASA ACARA GORO FATA JOKA MOKA DI NDONA[/caption]

Kemudian pada puncak acaranya, masyarakat (fai walu ana kalo) dan para mosalaki dan keluarganya menyiapkan wea(emas) dari daun koli sebagai symbol anting-anting dan londa (kalung) dari daun-daunan, bahan-bahan makanan seperti ubi bakar, kelapa kering (kopra), telur, daging dan hati ayam kampung, nasi putih, yang semuanya dijadikan sebagai sesajen yang akan dipersembahkan pada para leluhur dan Sang Pencipta alam ini. Sesajen yang telah disiapkan tersebut diisi dalam sebuah perahu kecil dan selanjutnya akan digelar pa’a loka dan sua sasa (pemberian makan dengan do’a-do’a). Rangkain pemberian makan dan do’a-do’a dihadiri oleg seluruh masyarakat (fai walu ana kalo) dan para mosalaki beserta keluarganya dengan rangkaiannya dimulai dari tubu kanga, selanjuntya sesajen yang berisi bahan makanan yang telah diisi dalam perahu kecil diarak ke batas wilayah atau kampung selanjutnya kembali dilakukan sua sasa (do’a-do’a adat). Setelah selesai arak-arakan sesajen akan dihantar dengan berjalan kaki ke pantai yang berjarak sekitar 3 km dari pemukiman penduduk dengan diringi nyanyian-nyanyian dan music nggo lamba. Setibanya dipantai mosalaki ria bewa kembali memberikan sesajen pada tempat –tempat tertentu yang dipercaya masyarakat sebagai hunian para leluhur dan setelah selesai sesajen-sesajen tersebut akan diantar (dibuang) ke tengah-tengah laut menggunakan perahu yang akan diantar oleh petugas-petugas yang telah ditunjuk oleh ria bewa. Sembari menunggu para penghantar masyarakat terus menabu gong (nggo lamba) hingga para penghantar kembali ke pantai dan bergabung lagi bersama rombongan.

[caption id="attachment_58" align="alignnone" width="300"]RANGKAIAN ACARA GORO FATA DI MULAI-NDONA RANGKAIAN ACARA GORO FATA DI MULAI-NDONA[/caption]

[caption id="attachment_59" align="alignnone" width="300"]TARIAN YANG DILAKUKAN OLEH ISTRI MOSALAKI MENGANTAR RIA BEWA DAN PARA MOSALAKI MEMASUKI KEDA KANGA TARIAN YANG DILAKUKAN OLEH ISTRI MOSALAKI MENGANTAR RIA BEWA DAN PARA MOSALAKI MEMASUKI KEDA KANGA[/caption]

[caption id="attachment_60" align="alignnone" width="300"]RIA BEWA DAN MOSALAKI NUAKOTA NDONA MEMASUKI KEDA KANGA RIA BEWA DAN MOSALAKI NUAKOTA NDONA MEMASUKI KEDA KANGA[/caption]

Rangkaian acara ini akan berlanjut dengan gawi (tarian) bersama selama semalam suntuk dan diakhiri dengan hari pelarangan (pire) dimana segala aktifitas pertanian, perkebunan, ternak tidak boleh dilakukan.

OLEH: IHSAN DATO

[caption id="attachment_61" align="alignnone" width="300"]SAMPAN MINI YANG BERISI SESAJEN DI BAWA KE KEDA KANGA SAMPAN MINI YANG BERISI SESAJEN DI BAWA KE KEDA KANGA[/caption]

[caption id="attachment_62" align="alignnone" width="300"]MASYARAKAT NUAKOTA NDONA DALAM ACARA GORO FATA JOKA MOKA MASYARAKAT NUAKOTA NDONA DALAM ACARA GORO FATA JOKA MOKA[/caption]

[caption id="attachment_63" align="alignnone" width="300"]RIA BEWA MELAKUKAN RITUAL GORO FATA JOKA MOKA RIA BEWA MELAKUKAN RITUAL GORO FATA JOKA MOKA DI TUBU KANGA(NUAKOTA-NDONA)[/caption]

[caption id="attachment_64" align="alignnone" width="300"]PARA PETUGAS TURUNAN MOSALAKI MEMIKUL SAMPAN YANG AKAN DIBAWA KEPANTAI NANGANESA (NUAKOTA-NDONA) PARA PETUGAS TURUNAN MOSALAKI MEMIKUL SAMPAN YANG AKAN DIBAWA KEPANTAI NANGANESA (NUAKOTA-NDONA)[/caption]

[caption id="attachment_65" align="alignnone" width="300"]WARGA YANG MENGIKUTI PROSESI GORO FATA JOKA MOKA (MANULONDO NDONA) WARGA YANG MENGIKUTI PROSESI GORO FATA JOKA MOKA (MANULONDO NDONA)[/caption]

[caption id="attachment_66" align="alignnone" width="300"]RIA BEWA DAN PARA MOSALAKI NUAKOTA MELAKUKAN RITUAL DI PANTAI NANGANESA NDONA RIA BEWA DAN PARA MOSALAKI NUAKOTA MELAKUKAN RITUAL DI PANTAI NANGANESA NDONA[/caption]

PROFIL DESA MANULONDO KECAMATAN NDONA


  1. Sejarah Desa Manulondo


Desa Manulondo merupakan salah satu desa Di Desa Kecamatan Ndona yang terletak sekitar 5 Km dari pusat Kota Ende. Desa Manulondo sebelum terbentuk merupakan pusat pemerintahan dari Desa sebelumnya yaitu Desa Onelako. Namun Seiring dengan tuntutan perubahan dan pendekatan pelayanan, Pada Tahun 1996 terjadi pemekaran wilayah dari Desa Onelako yang dimekarkan menjadi tiga wilayah yaitu Kelurahan Onelako, Desa Manulondo dan Desa Nanganesa.

Nama Desa Manulondo sendiri diambil dari suatu legenda atau cerita rakyat setempat tentang seekor ayam jantan (manu lalu) milik seorang panglima perang dari mosalaki Nuakota yang dipakaikan dengan gelang emas di kakinya. Ayam tersebut merupakan seekor ayam prajurit yang ditugaskan sebagai penjaga kampung dan tinggal disalah satu bukit diwilayah tersebut yang bernama Londo. Dalam kondisi tertentu ayam ini akan memberitahu sang panglima dengan cara berkokok jika ada musuh yang menyerang wilayah kekuasaan mosalaki Nuakota. Sehingga mosalaki beserta warga (fai walu ana kalo) sudah menyiapkan pasukan untuk menghadang musuh. Berkali-kali musuh yang hendak masuk ke wilayah Nuakota selalu gagal karena Sang Ayam Jantan (manulalu) selalu memberitahu Sang Panglima dan para mosalaki dengan kokokannya.

Pada suatu waktu ada kegiatan di wilayah tetangga Kampung Nuakota. Sang Panglima Perang dan para Mosalaki Nuakota-pun ikut hadir dalam acara tersebut. Mengetahui kampung Nuakota yang senyap dan tanpa pengawalan, musuh yang sudah merencanakan penyerangan melakukan strategi awal dengan membunuh Ayam Jantan tersebut serta membakar pondok sang panglima. Walhasil di saat malam hari ayam tersebut dipanah tepat pada dadanya dan pondok sang panglima ikut terbakar. Meskipun terkenah panah ayam jantan ini sempat berkokok dan terbang ke salah satu kebun milik mosalaki. Mosalaki Ria Bewapun memerintah masyarakat (ana kalo faiwalu) untuk mencari ayam tersebut. Pencarianpun dilakukan dari tempat ke tempat. Keesokannya, ada warga yang menemukan ayam tersebut yang telah tewas dan gelang kakinya masih terlilit dipergelangan. Si wargapun membawa ayam jantan dengan membungkus pada kain putih dan meyerahkan pada Ria Bewa. Sebagai balasannya lahan penemuan ayam jantan tersebut diberikan kepada warga yang menemukan sebagai upaya untuk mengenang bahwa dilokasi tersebut merupakan tempat tewasnya ayam jantan.

Dari asal muasal tersebut dan keperkasaan Sang Ayam Jantan Sehingga ketika pemekaran wilayah dan atas kesepakatan bersama desa ini dinamakan Desa Manulondo. Desa Manulondo selanjutnya terbentuk sebagai desa persiapan pada tahun 1996, dan pada tahun 1997 sesuai SK Gubernur Nusa Tenggara Timur No 51 Tahun 1997 . tanggal 18 September 1997 Desa Manulondo disahkan menjadi desa defenitif.

Dalam pembagian kewilayahan,Desa Manulondo terbagi atas ( 4 ) Wilayah Dusun antara lain :

  • Dusun Puukepo

  • Dusun Leleria

  • Dusun Nuanelu

  • Dusun Nualolo


Secara geografi Desa Manulondo berbatasan dengan :

- Utara berbatasan dengan Desa Puutuga

- Selatan berbatasan dengan laut sawu

- Barat berbatasan dengan Kelurahan Onelako dan Desa Nanganesa

- Timur berbatasan dengan Desa Wolotopo

Dari Letak Geografis Desa Manulondo berada di bagian Timur dari pusat Ibukota Kecamatan Ndona dengan Ketinggian antara 0,50 s/d 0,66 Mil dari permukaan Laut,kondisi alam yang terdiri dari lembah dan perbukitan dengan curah hujan rata-rata pertahun antara 4 s/d 5 bulan hujan. Suhu harian rata-rata 25 c s/d 30 c.

2. Keadaan Sosial Budaya Desa

Dari sisi sosial budaya, masyarakat di Desa Manulondo tidak jauh berbeda dengan masyarakat di Kabupaten Ende lainnya yang termasuk dalam kelompok persekutuan Suku Lio dengan pemegang kekuasaan tertinggi berada di tangan Ria Bewa. Salah satu ciri yang khas kelompok persekutuan ini adalah adanya kekuasaan mutlak pemangku adat terhadap lahan garapan/ tanah dan melekatnya sistem kekerbatan ataupun kekeluargaan yang dilebih dikenal dengan istilah wuru mana . Tanah lebih dilihat sebagai objek yang dimiliki secara keulayatan dan para petani / masyarakat yang memanfaatkannya dalam batasan hak hanya sebagai penggarap (fai walu ana kalo). Struktur adat yang demikian pada akhirnya melahirkan ketaatan yang tinggi dari masyarakat terhadap para pemangku adat. Bentuk pengakuan dan ketaatan terhadap hak yang melekat pada pemangku adat adalah dengan melakukan seremonial adat pada saat pembangunan rumah tinggal dan bangunan fasilitas umum lainnya (ritual Welu Watu , Neka Tana); dan dengan memberikan kontribusi (moke boti, are wati) pada pelaksanaan upacara adat tahunan.

Beberapa ritual adat rutin yang digelar setiap tahun oleh masyarakat desa manulondo adalah Pire Te’u, Goro Fata Joka Moka (Upacara Tolak Bala).

3.  Pembagian Wilayah Desa

Secara administratif, wilayah Desa Manulondo merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Ndona yang terbagi ke dalam 4 dusun, (Dusun Puukepo, Dusun Leleria,Dusun Nuanelu dan dusun Nualolo. Jarak tempuh dari Ibu Kota Desa ke Ibu Kota Kecamatan adalah sejauh 2 km yang ditempuh dalam waktu 10 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua,dan roda empat. Sedangkan jarak ibu kota desa ke ibu kota Kabupaten adalah 5 km yang dapat ditempuh baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

   4. Peta Desa Manulondo

[caption id="attachment_40" align="alignnone" width="300"]Peta Desa Manulondo Kecamatan Ndona Peta Desa Manulondo Kecamatan Ndona[/caption]

Rabu, 28 Oktober 2015

PERDEBATAN 9 LUBANG PADA MANUSIA

Terjadi perdebatan antara 9 lubang dalam diri manusia. Mula-mula 2 lubang Mata berujar, diantara kalian semua akulah lubang yang paling penting karena tanpa aku manusia tidak bisa melihat apa-apa. Manusia tidak bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang cantik mana yang jelek serta melihat segala isi dan realita kehidupan di dunia ini.

Perkataan mata ini disanggah oleh 2 lubang telinga yang menguping pembicaraan mata, kata telinga, “Maaf kawan mata, akulah yang paling penting karena tanpa aku manusia tidak bisa mendengar”. Siapapun yang memanggil, apapun yang menyerang dan bunyi-bunyian apapum jika aku menutup lubangku maka manusia tidak akan tahu.

Pekataan mata dan telinga selanjutnya dibantah oleh 2 lubang hidung, “sory kawan-kawan, sebenarnya akulah yang paling penting dan utama. Jika aku tak ada, maka manusia tidak dapat meghirup udara dan bernapas. Jika aku berhenti menghirup udara maka manusia akan mati, dan kalianpun juga akan ikut mati, tegas hidung”.

Lalu mulutpun membantah perkataan hidung, “aku memang hanya sendiri tanpa ada pasangan seperti kalian, tapi akulah yang paling penting karena lewat akulah manusia makan, minum dan berbicara. Jika aku tak membuka pintuku untuk makan dan minum tentu kalian semua akan lemas dan selanjutnya mati mengikuti jasad manusia. Jadi akulah yang terpenting sebagai saluran untuk makan dan minum serta memberi kekuatan dan tenaga bagi manusia termasuk kalian”.

Menyimak dialog dari 7 lubang yang berada diposisi atas pada diri manusia dan ditempat terbuka, lalu 2 lubang yang berada pada posisi bawah dan agak tertutup ikut ambil bagian dalam percakapan tersebut. “Maaf kawan-kawan semua, kami berdua memang berada dibagian paling bawah dan selalu menerima hal-hal yang buruk dan kotor dari kalian semua, namun jika kalian mengatakan bahwa masing-masing kalian adalah lubang yang paling penting, bagaimana jika kami berdua ngambek dan mengunci pintu kami. Jika kami menahan kotoran depan dan belakang untuk keluar bagaimana reaksi kalian?. Mulut, kamu pasti akan berteriak kesakitan, hidungpun jalan napas anda pasti akan terengah-engah dan ngos-ngosan, Demikian juga telinga, anda pasti akan merasa denging kesakitan dan kawan mata mungkin bola mata dan bagian putih anda akan berputar-putar. Apakah ini yang kalian masing-masing katakan bahwa kalianlah yang paling penting dan utama? organtubuhmanusia

Lalu kedua lubang bawah menegaskan “dalam diri manusia kita memang sudah diciptakan dengan bentuk yang berbeda dan berada pada posisi yang berbeda pula. Tapi tidak ada yang paling penting dan utama. Kita memang sudah diberi tugas dan fungsi masing-masing serta saling bergantung kepada satu sama lain agar manusia bisa hidup. Jadi janganlah saling berdebat dan saling menyakiti karena dari kita 9 lubang ini dosa dan pahala akan berlaku pada manusia. Jika kita terarah pada hal yang baik maka manusia itupun akan baik dan mendapat pahala. Demikan pula sebaliknya jika kita mengarah pada hal yang buruk dan maksiat maka manusia itupun akan terjerumus pada siksaan dunia dan akhirat.

Semoga bermanfaat.

Oleh : IHSAN DATO

Selasa, 27 Oktober 2015

PUNCAK NUALOLO NDONA, ALTERNATIF MENIKMATI PEMANDANGAN KOTA ENDE

Puncak Nualolo terletak di Desa Manulondo Kecamatan Ndona Kabupaten Ende merupakan salah satu tempat yang menarik untuk menikmati alam kota Ende. Tempatnya yang terletak di atas bukit Ndona menjadi tempat yang ideal untuk menyaksikan keindahan kota Ende secara utuh. Dari atas bukit, Ende ditampilkan dalam sisi yang lain dengan nuansa yang beda. Sebuah kota dengan pemukiman penduduk yang padat di antara rimbunan pohon kelapa.

[caption id="attachment_29" align="alignnone" width="300"]KOTA ENDE DARI PUNCAK NDONA KOTA ENDE DARI PUNCAK NDONA[/caption]

Pemandangan yang jelas mulai dari Gunung Meja dan Gunung Ia, Gunung Wongge bagaikan tembok pembatas yang kokoh dan Bandara Haji Hasan Aroeboesman bagaikan sebuah sungai yang membelah kota. Tempat yang merupakan salah satu jalur penghubung menuju ke Aekipa-Desa Puutuga merupakan sebuah kawasan perbukitan berjarak sekitar 10 km dari Kota Ende yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi ini kurang lebih 30 menit karena keadaan topografinya yang banyak tanjakan.

[caption id="attachment_30" align="alignnone" width="300"]SUNSET DARI PUNCAK NDONA SUNSET DARI PUNCAK NDONA[/caption]

Di atas bukit pengunjung akan disuguhkan pula dengan pulau koa yang berada tepat di bawah gunung meja, pulau ende berada yang terkesan berada di belakang gunung meja dan pemandangan alam yang hijau sehingga menyejukan mata. Hal inipun akan terlihat indah dikala senja hari di saat terbenamnya matahari terlihat dengan jelas sunset yang akan menuju peraduannya.

KODE POS KECAMATAN DAN DESA KELURAHAN KABUPATEN ENDE














































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































No.







Desa, Kelurahan









Kecamatan, Distrik









Kode POS

1BokasapeWolowaru86372
2Bokasape TimurWolowaru86372
3JopuWolowaru86372
4LikanakaWolowaru86372
5Lise LowoboraWolowaru86372
6Lise Pu'uWolowaru86372
7LisedetuWolowaru86372
8Mbuli LooWolowaru86372
9MbuliwaralauWolowaru86372
10Mbuliwaralau UtaraWolowaru86372
11NakambaraWolowaru86372
12NiromesiWolowaru86372
13NualiseWolowaru86372
14RindiwawoWolowaru86372
15Tana Lo'oWolowaru86372
16WolokoliWolowaru86372
17WolosokoWolowaru86372
18NggelaWolojita86382
19NuamuluWolojita86382
20PoraWolojita86382
21TendaWolojita86382
22WiwipemoWolojita86382
23WolojitaWolojita86382
24Ae NdokoWewaria86353
25AelipoWewaria86353
26Aelipo IWewaria86353
27AemuriWewaria86353
28DetubelaWewaria86353
29EkoaeWewaria86353
30FataatuWewaria86353
31Fataatu TimurWewaria86353
32KelitembuWewaria86353
33MautendaWewaria86353
34Mautenda BaratWewaria86353
35MbotulakaWewaria86353
36MukusakiWewaria86353
37NuangendaWewaria86353
38NumbaWewaria86353
39RatewatiWewaria86353
40Ratewati SelatanWewaria86353
41TanaliWewaria86353
42WakaWewaria86353
43WelamosaWewaria86353
44WewariaWewaria86353
45WoloojaWewaria86353
46AejetiPulau Ende86362
47Kazo KapoPulau Ende86362
48NdoriwoiPulau Ende86362
49PaderapePulau Ende86362
50PuutaraPulau Ende86362
51RedodoriPulau Ende86362
52Rendo RateruaPulau Ende86362
53Renga MengePulau Ende86362
54Rorurangga (Rendo Ranga)Pulau Ende86362
55AebaraNdori86372
56KelisambaNdori86372
57LungariaNdori86372
58MaubasaNdori86372
59Maubasa BaratNdori86372
60Maubasa TimurNdori86372
61MoleNdori86372
62RatemanggaNdori86372
63SerandoriNdori86372
64WondaNdori86372
65DemulakaNdona Timur86361
66KurulimbuNdona Timur86361
67Kurulimbu SelatanNdona Timur86361
68Ngalupolo/NaglupoloNdona Timur86361
69NgguwaNdona Timur86361
70RogaNdona Timur86361
71SokoriaNdona Timur86361
72KekasewaNdona86361
73KelikikuNdona86361
74LokobokoNdona86361
75Manulondo (Manulando)Ndona86361
76NanganesaNdona86361
77NgalupoloNdona86361
78Ngauroga/NgalurogaNdona86361
79NilaNdona86361
80OnelakoNdona86361
81PuutugaNdona86361
82RekaNdona86361
83WolokotaNdona86361
84WolotopoNdona86361
85Wolotopo TimurNdona86361
86AnarajaNangapanda86352
87BheramariNangapanda86352
88EmbuzozoNangapanda86352
89JegharonggoNangapanda86352
90JembureaNangapanda86352
91KekandereNangapanda86352
92KerireaNangapanda86352
93MalawaruNangapanda86352
94MbobhengaNangapanda86352
95NdetureaNangapanda86352
96NdorureaNangapanda86352
97Ndorurea INangapanda86352
98NggoreaNangapanda86352
99OndoreaNangapanda86352
100Ondorea BaratNangapanda86352
101PenggajawaNangapanda86352
102RaporenduNangapanda86352
103RapowawoNangapanda86352
104RomareaNangapanda86352
105SanggarhorhoNangapanda86352
106TanazozoNangapanda86352
107Tenda OndoNangapanda86352
108TendambepaNangapanda86352
109TendareaNangapanda86352
110TimbariaNangapanda86352
111TitwereaNangapanda86352
112UzuzozoNangapanda86352
113WatumiteNangapanda86352
114ZozozeaNangapanda86352
115AeworaMaurole86381
116DetuwalaMaurole86381
117KeliwumbuMaurole86381
118MauroleMaurole86381
119MausambiMaurole86381
120NgalukojaMaurole86381
121NiranusaMaurole86381
122OtogeduMaurole86381
123RanakoloMaurole86381
124Ranokolo SelatanMaurole86381
125UludalaMaurole86381
126WatukambaMaurole86381
127WoloauMaurole86381
128BoafeoMaukaro86352
129Kamumbheka/KamubhekaMaukaro86352
130KebiranggaMaukaro86352
131Kebirangga SelatanMaukaro86352
132Kebirangga TengahMaukaro86352
133KobalebaMaukaro86352
134KolipakaMaukaro86352
135MagekapaMaukaro86352
136MundinggasaMaukaro86352
137NabeMaukaro86352
138NatananggeMaukaro86352
139Bu TanalaguLio Timur86361
140DetuperaLio Timur86361
141FatamariLio Timur86361
142Hubatuwa/HobatuaLio Timur86361
143LiabekeLio Timur86361
144MbewaworaLio Timur86361
145Nua LimaLio Timur86361
146RanggataloLio Timur86361
147TanarogaLio Timur86361
148WatunesoLio Timur86361
149Woloaro/WoloaraLio Timur86361
150Wololelea (Wololela A)Lio Timur86361
151WolosambiLio Timur86361
152DetuaraLepembusu Kelisoke86374
153KuruLepembusu Kelisoke86375
154Kuru SareLepembusu Kelisoke86375
155Lise KuruLepembusu Kelisoke86379
156MukurekuLepembusu Kelisoke86376
157Mukureku Sa AteLepembusu Kelisoke86376
158Ndengga RonggeLepembusu Kelisoke86375
159NdikosapuLepembusu Kelisoke86378
160NggumbelakaLepembusu Kelisoke86376
161Rutu JejaLepembusu Kelisoke86377
162TanalangiLepembusu Kelisoke86374
163TaniwodaLepembusu Kelisoke86374
164TiwusoraLepembusu Kelisoke86374
165Wologai TimurLepembusu Kelisoke86376
166HangalandeKota Baru86111
167KotabaruKota Baru86111
168LiselandeKota Baru86111
169LobonikiKota Baru86111
170NdondoKota Baru86111
171NeotondaKota Baru86111
172NiopandaKota Baru86111
173NuanagaKota Baru86111
174PiseKota Baru86111
175RangalakaKota Baru86111
176TouKota Baru86111
177Tou BaratKota Baru86111
178Tou TimurKota Baru86111
179DetuenaKelimutu86318
180KoanaraKelimutu86318
181NduariaKelimutu86318
182NuamuriKelimutu86318
183Nuamuri BaratKelimutu86318
184PemoKelimutu86318
185WaturakaKelimutu86318
186WoloaraKelimutu86318
187WolokeloKelimutu86318
188BorokandaEnde Utara86319
189EmbundoaEnde Utara86319
190GheoghomaEnde Utara86319
191Kota RajaEnde Utara86319
192Kota RatuEnde Utara86319
193MbombaEnde Utara86319
194RateruEnde Utara86319
195RoworenaEnde Utara86319
196Roworena BaratEnde Utara86319
197WatusipiEnde Utara86319
198KedeboduEnde Timur86361
199MautapagaEnde Timur86317
200NdunggaEnde Timur86361
201RewaranggaEnde Timur86319
202Rewarangga SelatanEnde Timur86361
203TiwutewaEnde Timur86361
204KelimutuEnde Tengah86319
205OnekoreEnde Tengah86318
206PaupireEnde Tengah86318
207PotulandoEnde Tengah86312
208MbongawaniEnde Selatan86313
209PaupandaEnde Selatan86315
210RukunlimaEnde Selatan86314
211TetandaraEnde Selatan86316
212Tetandara IEnde Selatan86316
213Embu NgenaEnde86319
214EmburiaEnde86319
215EmbutheruEnde86319
216Ja Moke AsaEnde86319
217JejarajaEnde86319
218MbotutendaEnde86319
219NakurambaEnde86319
220Ndetundora IEnde86319
221Ndetundora IIEnde86319
222Ndetundora IIIEnde86319
223NemborambaEnde86319
224NuajaEnde86319
225PeozakarambaEnde86319
226RaburiaEnde86319
227RandoramaEnde86319
228RandotondaEnde86319
229RanorambaEnde86319
230RiarajaEnde86319
231Ruku RambaEnde86319
232TendambonggiEnde86319
233TinabaniEnde86319
234Tomberabu 1Ende86319
235Tomberabu IIEnde86319
236TonggopajoaEnde86319
237UzurambaEnde86319
238Uzuramba BaratEnde86319
239Wajakea JayaEnde86319
240WawonatoEnde86319
241WologaiEnde86319
242Wologai DuaEnde86319
243WolokaroEnde86319
244WorhopapaEnde86319
245DetusokoDetusoko86371
246Detusoko BaratDetusoko86371
247DileDetusoko86371
248GoluladaDetusoko86371
249NditoDetusoko86371
250NiowulaDetusoko86371
251NuaoneDetusoko86371
252RandoriaDetusoko86371
253RangaDetusoko86371
254RateroruDetusoko86371
255RoaDetusoko86371
256SagaDetusoko86371
257SipijenaDetusoko86371
258TurunaluDetusoko86371
259WolofeoDetusoko86371
260WologaiDetusoko86371
261Wologai TengahDetusoko86371
262WolomageDetusoko86371
263WolomasiDetusoko86371
264WolotoloDetusoko86371
265Wolotolo TengahDetusoko86371
266DetukeliDetukeli86371
267DetumbewaDetukeli86371
268Jeo Du'aDetukeli86371
269KanganaraDetukeli86371
270KebesaniDetukeli86371
271Maurole SelatanDetukeli86371
272NggesaDetukeli86371
273NggesabiriDetukeli86371
274NidaDetukeli86371
275UngguDetukeli86371
276WatunggereDetukeli86371
277Watunggere MarilongaDetukeli86371
278WolomukuDetukeli86371