Sabtu, 02 Januari 2016

3 & 4 JANUARI DI 70 TAHUN YANG LALU





Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bukan berarti Indonesia benar-benar merdeka. Belanda masih ingin berkuasa di Indonesia setelah Jepang dikalahkan sekutu. Tentara Belanda ikut membonceng bersama Pasukan Sekutu yang bertugas melucuti dan memulangkan tawanan Jepang dari Indonesia.
Pasukan Belanda yang dinamakan Netherlands-Indies Civil Administration atau NICA sangat buas meneror penduduk Indonesia yang pro kemerdekaan. Situasi Jakarta menjadi sangat tidak aman. Mereka menembak membabi buta. Jika ada pemuda yang mengenakan lencana merah putih, maka mereka akan memaksa agar orang itu menelan lencananya.
NICA mencoba membunuh Soekarno berkali-kali. Soekarno harus tidur berpindah-pindah untuk menghindari teror NICA. Mereka mencoba menabrak mobil yang dikendarai Soekarno. Untungnya Soekarno selamat.
Tanggal 3 Januari 1946, karena menyadari situasi gawat darurat, Soekarno menggelar rapat memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Hanya Yogya yang dirasa aman dari gangguan Belanda. Fasilitas di kota ini pun cukup memadai untuk menjadi ibu kota sementara.
"Kita akan memindahkan ibu kota besok malam. Tidak ada seorang pun dari saudara boleh membawa harta benda. Aku juga tidak," kata Soekarno seperti ditulis Cindy Adams dalam biografi Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Masalah selanjutnya bagaimana berangkat dari Jakarta ke Yogya tanpa diketahui tentara NICA. Jika ketahuan Soekarno dan seluruh pejabat RI akan dibunuh.
Maka disusun satu rencana nekat. Setelah gelap, sebuah gerbong kereta dan lokomotif yang dimatikan lampunya berhenti di belakang rumah Soekarno yang terletak di pinggir rel. Tentara NICA menyangka kereta tersebut hanya kereta biasa yang lewat kemudian akan kembali ke stasiun.
"Dengan diam-diam, tanpa bernapas sedikit pun, kami menyusup ke gerbong. Orang-orang NICA menyangka gerbong itu kosong," kata Soekarno menggambarkan ketegangan saat itu.
"Seandainya kami ketahuan, seluruh negara dapat dihancurkan dengan satu granat. Dan kami sesungguhnya tidak berhenti berpikir apakah pekerjaan itu akan berlangsung dengan aman. Sudah tentu tidak. Tetapi republik dilahirkan dengan risiko. Setiap gerakan revolusioner menghendaki keberanian."
Maka tanggal 4 Januari 1946, kereta api membawa Soekarno dan rombongan ke Yogyakarta di malam buta. Semua penumpang diliputi ketegangan. Tapi rupanya Tuhan memberikan kekuatan pada rombongan kecil itu mencapai Yogyakarta.
Yogyakarta kemudian dikenal sebagai Kota Hijrah dan Ibu Kota Perjuangan. Di sinilah hampir dua tahun Republik Indonesia yang masih bayi mengatur pemerintahan.

SUMBER :
http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-menegangkan-soekarno-pindah-ke-ibu-kota-yogyakarta.html

Jumat, 01 Januari 2016

ANTARA KENAL, TEMAN & AKRAB




Apakah anda kenal dengan seseorang?..jika anda kenal apakah ia teman anda?..jika ia teman anda apakah anda akrab dan dekat dengan dia?
Di awal tahun 2016 ini, kami mencoba mengurai tentang tingkatan pergaulan sebagai relaasi sosial manusia yang tidak akan terlepas dengan orang lain. Namun dalam relasi tersebut ada pembedaan dalam pola pergaulannya. 
Sebagai makluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari sesuatu yang bernama hubungan sosial.  Hubungan sosial atau interaksi sosial secara ringkas dapat diartikan sebagai kontak sosial  yang menyangkut jalinan interaksi antara orang perorangan atau antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
Ada banyak istilah yang menggambarkan hubungan kita dengan orang disekitar. Ada istilah kenalan, ada istilah teman (friend), dan ada istilah sahabat. Kira-kira bagaimana kita memahami interaksi kita dengan orang lain?. Karena belum tentu semua orang dalam kehidupan praktisnya mampu membedakan orang yang ada di sekitarnya untuk diposisikan orang itu dalam kapasitas hubungan sosialnya sebagai apa. Dalam fakta terkadang orang menggeneralisir antara kenalan, teman dan sahabat. Teman, sahabat dan kenalan seakan akan kata-kata ini hampir sama dalam penerapan tapi kalau di resapi dan di renungi bahwa kata Kenalan, Teman, dan Sahabat sungguh jauh berbeda baik dari segi arti, fungsi, posisi  dan intensitas hubungan sosialnya.

Untuk itu kami mencoba mengulas hubungan atau interaksi sosial dalam hubungan antar individu.

1.       Kenalan : Kenalan  bisa dibilang adalah orang yang secara umum kita tahu namanya alias kita kenal. Baik dalam dalam dunia nyata maupun di alam maya. Pokoknya orang yang pernah bertemu dan minimal berbicara dengan kita dan kita tahu wajah atau namanya, entah itu tetangga, anak kelas sebelah, orang yang kebetulan sebangku saat dalam angkutan umum ataupun kenalan dalam jejaring sosial.. Yang penting salah satu dari dua pihak yang bertemu itu ingat, maka mereka adalah kenalan.
Kenalan merupakan hubungan  yang  terbatas. Jenis hubungan ini hanya terjadi pada  pertukaran informasi yang terbatas. Dikala terjadi pertemuan hanya sekedar bertegur sapa, yang diutarakan hanya beberapa informasi. Dua pribadi belum terlibat dalam cerita-cerita yang berifat pribadi. Hubungan pada kenalan, dapat dikategorikan tahap interaksi pasif, yang diutamakan perhatian terhadap komunikan  tanpa menanyakan ataupun membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi. Kenalan bisa juga merupakan cikal bakal dari teman.

2.    Teman/Kawan (friend) adalah orang yang sering bertemu dan bergaul (berinteraksi.red) dengan kita. Intensitas hubungan pergaulannya  sudah berbeda dengan kenalan dan agak sedikit dekat dengan kita. Dalam hubungan pertemanan komunikasinya juga terbangun dengan baik bisa berbagi cerita dan informasi namun tidak terlalu intim secara emosional.
Dalam level pergaulan cakupan teman sangatlah luas. Orang yang kita ketemu setiap hari di kelas, kantor ataupun dilingkungan sekitar kita bisa kita anggap teman meskipun hanya bertatap muka atau mengobrol sejenak namun karena intensitas pertemuan terjadi kerap kali kita dapat katakan sebagai teman. Namun dalam hubungan pertemanan kadang jika berpautan dengan komunikasi yang sensitive teman bisa tersinggung dan menjauh dalam pergaulan dengan kita.
Intinya, teman/kawan itu orang yang pernah bersama dengan kita pada suatu hal, bisa dalam hal apa pun. Bisa waktu, tempat, kejadian, atau aktivitas. Dalam pergaulannya, teman adalah orang yang bisa kita ajak bicara dengan mudah walaupun hal itu sedikit sensitive namun tidak sampai pada urusan yang sangat privasi. Teman menyapa jika bertemu dan tidak menjauhi pergaulan atau paling minimal tahu kalau kita itu ada. Teman juga nyaman jika mengobrol dan berbagi informasi, tahu gaya dan kebiasaan, terkadang sesekali mengunjungi rumah. Dari hubungan pertemanan ini akan menjadi cikal bakal hubungan persahabatan.

3.    Sahabat
Secara umum persahabatan adalah di mana dua orang mengahabiskan waktu bersama berinteraksi dalam berbagai situasi dan menyediakan dukungan emosional (Baron dan Bryne, 2005). Sedangkan Shaffer (2005) mengatakan persahabatan adalah sebagai sebuah hubungan yang kuat dan bertahan lama antara dua individu yang dikarakteristikkan dengan kesetiaan, kekariban, dan saling menyayangi.
Kualitas persahabatan menurut Mandelson adalah suatu proses bagaimana fungsi persahabatan (hubungan pertemanan, pertolongan, keintiman, kualitas hubungan yang dapat diandalkan, pengakuan diri, rasa aman secara emosional) terpuaskan. Dan menurut Hartup kualitas persahabatan adalah hubungan persahabatan yang mcmiliki aspek kualitatif pertemanan, dukungan dan konflik. Kualitas persahabatan ditentukan bagaimana suatu hubungan persahabatan berfungsi secara dan bagaimana pula seseorang dapat menyelesaikan dengan baik-baik apapun konflik yang ada. (dalam Brendgen,2001)
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur,disakiti, diperhatikan, dikecewakan, didengar, diabaikan, dibantu, "ditolak", namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian..
Dan selain itu kita tidak bisa menjadikan sahabat menjadi kompetitor dalam usaha mencari perhatian..ya mungkin itu cuma perkataan pribadi tapi apa mungkin ada sifat dari dia"sahabat" mempunyai pikiran yang sama...

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kesetiaannya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Dalam hubungan persahabatan tnteraksi dilakukan berulang-ulang dengan derajat kebebasan dan keterbukaan yang sangat tinggi. Derajat keterbukaan mempengaruhi untuk terjadinya perubahan pikiran, perasaan dan perilaku. Hubungan pribadi yang intim dan akrab banyak dipengaruhi emosi. Keakraban dan keintiman antar pribadi terjadi karena dua pribadi memiliki banyak kesamaan, sehinggga membuat hubungan mereka menjadi satu. Keadaan tersebut dapat menimbulkan rasa cinta yang dapat menentukan relasi selanjutnya yaitu rasa saling memiliki, saling memberi dan saling menerima.
Sahabat mungkin memegang tingkatan yang paling tinggi dalam pergaulan dan istilahnya cukup sakral untuk digunakan. Sahabat sangat mengenal pribadi kita luar dan dalam. Ia sudah mencapai tingkat keakraban dan kintiman. Segala suka dan duka ataupun urusan pribadi dibagi dan diketahui oleh sahabat. Ia selalu bersedia membantu kita dalam keadaan apa pun meskipun belum tentu ia sanggup atau sempat. Ia paham dengan kebiasaan kita, ia bisa memperkirakan alasan hampir setiap tindakan kita. Ia tahu rahasia kita. Tidak seperti teman, bertengkar apalagi bercanda adalah hal yang biasa, ada pula hal yang bisa menjadi permusuhan karena tidak merubah pembelaan terhadap masing-masing. Namun dalam persahabatan akan ada sikap saling mengalah.
Itulah beberapa ulasan tentang hubungan dalam pergaulan antara kenal, teman dan akrab. Seperti hubungan pergaulan dalam jejaring sosial dunia maya, disaat orang yang hanya sepintas kita kenal mungkin respon like ataupun komentar tidak kita tanggapi namun jika teman atau sahabat dekat likenya bisa ribuan kali dan komentar akan menjadi dialog interaktif.

Sehingga Jika kita mengenal seseorang belum tentu ia teman kita, dan jika ia teman kita belum tentu ia dapat dijadikan sahabat karib kita.  Sejuta kenalan dan  Seribu teman tidak akan sama dengan satu sahabat. 

OLEH : IHSAN. D