Sabtu, 02 Januari 2016

3 & 4 JANUARI DI 70 TAHUN YANG LALU





Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bukan berarti Indonesia benar-benar merdeka. Belanda masih ingin berkuasa di Indonesia setelah Jepang dikalahkan sekutu. Tentara Belanda ikut membonceng bersama Pasukan Sekutu yang bertugas melucuti dan memulangkan tawanan Jepang dari Indonesia.
Pasukan Belanda yang dinamakan Netherlands-Indies Civil Administration atau NICA sangat buas meneror penduduk Indonesia yang pro kemerdekaan. Situasi Jakarta menjadi sangat tidak aman. Mereka menembak membabi buta. Jika ada pemuda yang mengenakan lencana merah putih, maka mereka akan memaksa agar orang itu menelan lencananya.
NICA mencoba membunuh Soekarno berkali-kali. Soekarno harus tidur berpindah-pindah untuk menghindari teror NICA. Mereka mencoba menabrak mobil yang dikendarai Soekarno. Untungnya Soekarno selamat.
Tanggal 3 Januari 1946, karena menyadari situasi gawat darurat, Soekarno menggelar rapat memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Hanya Yogya yang dirasa aman dari gangguan Belanda. Fasilitas di kota ini pun cukup memadai untuk menjadi ibu kota sementara.
"Kita akan memindahkan ibu kota besok malam. Tidak ada seorang pun dari saudara boleh membawa harta benda. Aku juga tidak," kata Soekarno seperti ditulis Cindy Adams dalam biografi Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Masalah selanjutnya bagaimana berangkat dari Jakarta ke Yogya tanpa diketahui tentara NICA. Jika ketahuan Soekarno dan seluruh pejabat RI akan dibunuh.
Maka disusun satu rencana nekat. Setelah gelap, sebuah gerbong kereta dan lokomotif yang dimatikan lampunya berhenti di belakang rumah Soekarno yang terletak di pinggir rel. Tentara NICA menyangka kereta tersebut hanya kereta biasa yang lewat kemudian akan kembali ke stasiun.
"Dengan diam-diam, tanpa bernapas sedikit pun, kami menyusup ke gerbong. Orang-orang NICA menyangka gerbong itu kosong," kata Soekarno menggambarkan ketegangan saat itu.
"Seandainya kami ketahuan, seluruh negara dapat dihancurkan dengan satu granat. Dan kami sesungguhnya tidak berhenti berpikir apakah pekerjaan itu akan berlangsung dengan aman. Sudah tentu tidak. Tetapi republik dilahirkan dengan risiko. Setiap gerakan revolusioner menghendaki keberanian."
Maka tanggal 4 Januari 1946, kereta api membawa Soekarno dan rombongan ke Yogyakarta di malam buta. Semua penumpang diliputi ketegangan. Tapi rupanya Tuhan memberikan kekuatan pada rombongan kecil itu mencapai Yogyakarta.
Yogyakarta kemudian dikenal sebagai Kota Hijrah dan Ibu Kota Perjuangan. Di sinilah hampir dua tahun Republik Indonesia yang masih bayi mengatur pemerintahan.

SUMBER :
http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-menegangkan-soekarno-pindah-ke-ibu-kota-yogyakarta.html

Jumat, 01 Januari 2016

ANTARA KENAL, TEMAN & AKRAB




Apakah anda kenal dengan seseorang?..jika anda kenal apakah ia teman anda?..jika ia teman anda apakah anda akrab dan dekat dengan dia?
Di awal tahun 2016 ini, kami mencoba mengurai tentang tingkatan pergaulan sebagai relaasi sosial manusia yang tidak akan terlepas dengan orang lain. Namun dalam relasi tersebut ada pembedaan dalam pola pergaulannya. 
Sebagai makluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari sesuatu yang bernama hubungan sosial.  Hubungan sosial atau interaksi sosial secara ringkas dapat diartikan sebagai kontak sosial  yang menyangkut jalinan interaksi antara orang perorangan atau antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
Ada banyak istilah yang menggambarkan hubungan kita dengan orang disekitar. Ada istilah kenalan, ada istilah teman (friend), dan ada istilah sahabat. Kira-kira bagaimana kita memahami interaksi kita dengan orang lain?. Karena belum tentu semua orang dalam kehidupan praktisnya mampu membedakan orang yang ada di sekitarnya untuk diposisikan orang itu dalam kapasitas hubungan sosialnya sebagai apa. Dalam fakta terkadang orang menggeneralisir antara kenalan, teman dan sahabat. Teman, sahabat dan kenalan seakan akan kata-kata ini hampir sama dalam penerapan tapi kalau di resapi dan di renungi bahwa kata Kenalan, Teman, dan Sahabat sungguh jauh berbeda baik dari segi arti, fungsi, posisi  dan intensitas hubungan sosialnya.

Untuk itu kami mencoba mengulas hubungan atau interaksi sosial dalam hubungan antar individu.

1.       Kenalan : Kenalan  bisa dibilang adalah orang yang secara umum kita tahu namanya alias kita kenal. Baik dalam dalam dunia nyata maupun di alam maya. Pokoknya orang yang pernah bertemu dan minimal berbicara dengan kita dan kita tahu wajah atau namanya, entah itu tetangga, anak kelas sebelah, orang yang kebetulan sebangku saat dalam angkutan umum ataupun kenalan dalam jejaring sosial.. Yang penting salah satu dari dua pihak yang bertemu itu ingat, maka mereka adalah kenalan.
Kenalan merupakan hubungan  yang  terbatas. Jenis hubungan ini hanya terjadi pada  pertukaran informasi yang terbatas. Dikala terjadi pertemuan hanya sekedar bertegur sapa, yang diutarakan hanya beberapa informasi. Dua pribadi belum terlibat dalam cerita-cerita yang berifat pribadi. Hubungan pada kenalan, dapat dikategorikan tahap interaksi pasif, yang diutamakan perhatian terhadap komunikan  tanpa menanyakan ataupun membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi. Kenalan bisa juga merupakan cikal bakal dari teman.

2.    Teman/Kawan (friend) adalah orang yang sering bertemu dan bergaul (berinteraksi.red) dengan kita. Intensitas hubungan pergaulannya  sudah berbeda dengan kenalan dan agak sedikit dekat dengan kita. Dalam hubungan pertemanan komunikasinya juga terbangun dengan baik bisa berbagi cerita dan informasi namun tidak terlalu intim secara emosional.
Dalam level pergaulan cakupan teman sangatlah luas. Orang yang kita ketemu setiap hari di kelas, kantor ataupun dilingkungan sekitar kita bisa kita anggap teman meskipun hanya bertatap muka atau mengobrol sejenak namun karena intensitas pertemuan terjadi kerap kali kita dapat katakan sebagai teman. Namun dalam hubungan pertemanan kadang jika berpautan dengan komunikasi yang sensitive teman bisa tersinggung dan menjauh dalam pergaulan dengan kita.
Intinya, teman/kawan itu orang yang pernah bersama dengan kita pada suatu hal, bisa dalam hal apa pun. Bisa waktu, tempat, kejadian, atau aktivitas. Dalam pergaulannya, teman adalah orang yang bisa kita ajak bicara dengan mudah walaupun hal itu sedikit sensitive namun tidak sampai pada urusan yang sangat privasi. Teman menyapa jika bertemu dan tidak menjauhi pergaulan atau paling minimal tahu kalau kita itu ada. Teman juga nyaman jika mengobrol dan berbagi informasi, tahu gaya dan kebiasaan, terkadang sesekali mengunjungi rumah. Dari hubungan pertemanan ini akan menjadi cikal bakal hubungan persahabatan.

3.    Sahabat
Secara umum persahabatan adalah di mana dua orang mengahabiskan waktu bersama berinteraksi dalam berbagai situasi dan menyediakan dukungan emosional (Baron dan Bryne, 2005). Sedangkan Shaffer (2005) mengatakan persahabatan adalah sebagai sebuah hubungan yang kuat dan bertahan lama antara dua individu yang dikarakteristikkan dengan kesetiaan, kekariban, dan saling menyayangi.
Kualitas persahabatan menurut Mandelson adalah suatu proses bagaimana fungsi persahabatan (hubungan pertemanan, pertolongan, keintiman, kualitas hubungan yang dapat diandalkan, pengakuan diri, rasa aman secara emosional) terpuaskan. Dan menurut Hartup kualitas persahabatan adalah hubungan persahabatan yang mcmiliki aspek kualitatif pertemanan, dukungan dan konflik. Kualitas persahabatan ditentukan bagaimana suatu hubungan persahabatan berfungsi secara dan bagaimana pula seseorang dapat menyelesaikan dengan baik-baik apapun konflik yang ada. (dalam Brendgen,2001)
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur,disakiti, diperhatikan, dikecewakan, didengar, diabaikan, dibantu, "ditolak", namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian..
Dan selain itu kita tidak bisa menjadikan sahabat menjadi kompetitor dalam usaha mencari perhatian..ya mungkin itu cuma perkataan pribadi tapi apa mungkin ada sifat dari dia"sahabat" mempunyai pikiran yang sama...

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kesetiaannya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Dalam hubungan persahabatan tnteraksi dilakukan berulang-ulang dengan derajat kebebasan dan keterbukaan yang sangat tinggi. Derajat keterbukaan mempengaruhi untuk terjadinya perubahan pikiran, perasaan dan perilaku. Hubungan pribadi yang intim dan akrab banyak dipengaruhi emosi. Keakraban dan keintiman antar pribadi terjadi karena dua pribadi memiliki banyak kesamaan, sehinggga membuat hubungan mereka menjadi satu. Keadaan tersebut dapat menimbulkan rasa cinta yang dapat menentukan relasi selanjutnya yaitu rasa saling memiliki, saling memberi dan saling menerima.
Sahabat mungkin memegang tingkatan yang paling tinggi dalam pergaulan dan istilahnya cukup sakral untuk digunakan. Sahabat sangat mengenal pribadi kita luar dan dalam. Ia sudah mencapai tingkat keakraban dan kintiman. Segala suka dan duka ataupun urusan pribadi dibagi dan diketahui oleh sahabat. Ia selalu bersedia membantu kita dalam keadaan apa pun meskipun belum tentu ia sanggup atau sempat. Ia paham dengan kebiasaan kita, ia bisa memperkirakan alasan hampir setiap tindakan kita. Ia tahu rahasia kita. Tidak seperti teman, bertengkar apalagi bercanda adalah hal yang biasa, ada pula hal yang bisa menjadi permusuhan karena tidak merubah pembelaan terhadap masing-masing. Namun dalam persahabatan akan ada sikap saling mengalah.
Itulah beberapa ulasan tentang hubungan dalam pergaulan antara kenal, teman dan akrab. Seperti hubungan pergaulan dalam jejaring sosial dunia maya, disaat orang yang hanya sepintas kita kenal mungkin respon like ataupun komentar tidak kita tanggapi namun jika teman atau sahabat dekat likenya bisa ribuan kali dan komentar akan menjadi dialog interaktif.

Sehingga Jika kita mengenal seseorang belum tentu ia teman kita, dan jika ia teman kita belum tentu ia dapat dijadikan sahabat karib kita.  Sejuta kenalan dan  Seribu teman tidak akan sama dengan satu sahabat. 

OLEH : IHSAN. D

Kamis, 31 Desember 2015

RENUNGAN AKHIR TAHUN


Sejenak, kita pejamkan mata dan berdiam diri, dalam suasana yang hening sambil merefleksi perjalanan hidup kita selama ini. Hadirkanlah semua kenangan suka dan duka dalam pikiran kita baik …...
Bayangkanlah peristiwa-peristiwa yang telah lewat dalam pikiran kita hadirkanlah orang-orang yang berperan dalam kehidupan  kita/sekali lagi marilah kita hening dalam kegelapan…………..
Tidak terasa detik waktu terus berputar, hari berganti berganti hari, bulan berganti bulan dan waktu terus berlalu dalam peraduannya…… 
Kita merenung sepertinya hari-hari berlalu tanpa kesan apa2, tanpa sesuatu yang berarti, tanpa menghasilkan apa-apa. …..
Namun yang pasti dengan pergantian hari, bulan dan perputaran waktu  ternyata usia kita kian bertambah….

Ketika menjelang pergantian tahun, menjadi kebiasaan diseluruh jagat bumi ini merayakannya dengan penuh suka cita. Dari anak kecil hingga orang dewasa, dari anak muda hingga orang tua,  dari kota hingga kepelosok desa. Seakan-akan melupakan semua kejadian suka dan duka pada masa-masa sebelumnya……
Namun…Pernahkah kita merenung satu menit saja siapakah diri kita? Siapakah yang menciptakan kita? Untuk apakah kita hidup? Dengan siapa saja kita hidup? Apa yang telah kita kerjakan selama ini. Perjalanan hidup kita apakah telah bermanfaat bagi orang-orang disekeliling kita, bagi keluarga, bagi masyarakat dan tempat dimana kita berada?.......

Kita ini hanya makluk ciptaan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa yang sewaktu-waktu, kapan dan dimana saja akan memanggil pulang kita. Kita tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Kita hanya sebatang tengkorak berbalut kulit yang berasal dari tanah yang kotor yang di beri rahmat dengan tiupun ruh dan di beri kepercayaan untuk mengelola kehidupan dibumi ini, dan seonggak  tubuh kita ketika meninggal dan berpisah dengan ruh hanya akan menjadi bangkai waktu  ditimbun dengan tanah dan  akan menjadi makanan bagi makhluk di bawah tanah dan dililit akar-akar pepohonan. Sehingga kita bukanlah apa-apa di Mata Allah…..

Saudara-saudariku yang terkasih…..
Dibalik perjalanan hidup kita banyak peristiwa yang terpampang dan dirasakan. Bersyukurlah kita tidak ditimpakan bencana oleh Yang Maha Kuasa. Namun di daerah-daearah lain, saudara-saudara kita mengalami berbagai bencana, korban harta dan korban jiwa menjadi catatan kelam…..

Di luar sana masih banyak orang tidak punya rumah…
Masih banyak orang yg bahkan tidak tahu apakah besok pagi dia masih bisa makan…..
Masih banyak anak-anak yang bahkan tidak tahu sampai kapan mereka akan terus tidur beralaskan koran beratapkan langit …..
Masih banyak mereka yang tertindas, Masih banyak orang-orang tidak mampu berobat ketika mereka sakit dan akhirnya meninggal. Masih banyak orang-orang yang digusur dengan paksa….
Tapi mereka tetap berjuang untuk mempertahankan hidupnya…
Lalu bagaimakah dengan kita? Kita sering mengeluh jika ditimpa kesusahan, kita sering bersuka ria ketika memperoleh kesenangan ataupun rejeki, tapi kita  lupa bersyukur kepada Yang Maha Kuasa bahwa kita masih diberi kesempatan untuk hidup dan bernafas……

Dibalik waktu yang terus  berganti dan mulai menapaki tahun yang terbaru,  menyisakan kenangan yang tak terhingga dan tercatatat dalam lembaran hidup kita . Diantara kita banyak merasakan kesenangan dan kebahagiaan dengan apa yang kita dapat, keluarga yang masih utuh, sukses dalam pekerjaan, tertawa dalam keceriaan……

Namun tidak sedikit diantara kita, merasakan dan melalui suatu penderitaan atau kedukaan, ada yang sudah mengalami kehilangan salah satu anggota keluarganya yang harus lebih dahulu dipanggil Tuhan sang Pencipta sehingga mereka tidak bisa merasakan kegembiraan bersama kita. Ada istri yang kehilangan suami, ada suami kehilangan istri tercintanya, ada orang tua kehilangan anaknya, ada anak kehilangan ayah ataupun ibunya, ada kakak yang kehilangan adiknya, ataupun adik yang ditinggal kakaknya. Mereka pergi mendahului kita semua, mereka hanya meninggalkan suka dan duka selama mereka bersama kita,  sehingga ketika berada dalam rumah dan melihat ke kiri ataupun kekanan dalam isi rumah seakan ada yang hampa dan sepi. Hampa tanpa canda-tawa dan kasih sayang dari orang-orang tercinta yang telah meninggalkan kita. Tetesan air mata ataupun tangis duka mengiringi kepergian mereka. Pernakah walau sesaat dalam sehari kita mengenang mereka? Mengirim do,a untuk mereka? Semuanya hanya diri kita sendiri yang tahu……

Bapak/Ibu Saudara-saudariku yang terkasih…..
Bagi rekan-rekan dan saudara-saudaraku yang masih muda, anda dan saya adalah generasi penerus dari mereka-mereka yang tua. Tapi adakah bekal yang telah kita siapkan untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan mereka? Apakah dengan berlalunya waktu hidup dan kehidupan kita akan berubah. Apakah kita masih seperti yang biasa-biasa saja tanpa ada perubahan yang lebih baik? ……

Bagi saudara-saudaraku yang masih memiliki orang tua yang utuh, apakah kehidupan kita terus bergantung pada mereka? Bagaimanakah jika mereka sudah tiada? Ketika kecil mereka mendidik dan merawat kita, mereka tak pernah merasa lelah bekerja untuk membesarkan kita. Bermandikan keringat, dibawah panas terik matahari / diguyur hujan sekalipun mereka tak pernah gentar dan mengeluh untuk memenuhi kebutuhan kita. Tapi apakah balasan kita untuk mereka? Kita hanya menunjukan sikap seperti menentang mereka, bahkan kita membentak dan mengancam apabila tidak sesuai dengan keinginan kita, kepada ibu yang mengandung kita 9 bulan 10 hari, menahan rasa sakit, bertarung antara hidup dan mati untuk melahirkan kita, kegilasahan ayah untuk keselamatan ibu  dan putra-putrinya,  namun yang mereka dapatkan hanya untaian sikap buruk kita…..

Bapak/Ibu Saudara-saudariku yang terkasih…..
Diwaktu-waktu kemarin dan kini Hampir setahun sebelum waktu beranjak ke sejarah baru , diantara kehidupan kita baik dengan orang lain maupun dalam suatu keluarga, entah sadar ataupun tidak kita terkadang terantuk dalam suatu amarah, dendam, dengki dan kebencian, sehingga tidak bertegur sapa. Demikian pula sebaliknya dalam  Apakah dendam dan kebencian  itu harus tetap tumbuh subur hingga waktu yang akan datang? Kenapa Tuhan yang menciptakan kita bisa memaafkan makhluknya meskipun kesalahan dan dosa yang dibuat sangat besar tapi kita yang merupakan makluk ciptaannya untuk memaafkan sesama sangat berat dan bahkan kebencian tersebut bisa dibawa hingga masuk ke liang lahat. Betapa kebencian itu menjadi teman bagi kita namun tanpa kita sadari bahwa Tuhan mencatat lembaran-lembaran dosa kita…..

Bapak/Ibu Saudara-saudariku yang di rahmati Tuhan….
Bertanyalah dalam diri kita sendiri seperti apakah kita di waktu yang akan datang, Apakah kita masih ada? Jika masih, apakah ada perubahan-perubahan yang akan kita lakukan? Ataukah kita tetap seperti saat ini ataupun sama seperti waktu-waktu kemarin?....
Kita marah karena orang tidak sepaham dengan kita, kita benci karena orang tidak se ide dengan kita bahkan dengan perbedaan keyakinan kita saling menghina, menghujat bahkan berusaha melenyapkan. Sadarkah kita bahwa perbedaan itu sudah takdir, perbedaan itu memang sudah ada dalam diri kita sendiri? Bahwa antara anggota tubuh yang satu dengan yang lain bentuknya tidak sama namun mereka memiliki fungsi masing-masing dan bekerja sama untuk menopang tubuh agar manusia itu bisa hidup. Lihatlah dalam diri anda sendiri samakah bentuk mata dan mulut? Jika tanpa mata untuk melihat dan membedakan makanan yang baik dan buruk apakah mulut serta merta memakannya. Demikian pula jika tanpa tangan yang menyuap makanan,  mungkinkah makanan tersebut berada di mulut? Itulah hidup, bahwa kita memang berbeda tapi kita harus saling bekerja sama untuk   membangun suatu kehidupan dan suatu peradaban.

Marilah kita berjanji dalam diri kita  masing-masing bahwa kita bisa berubah, berubah pada kehidupan yang lebih baik…..
Marilah kita saling berjabatan tangan selalu merajut  tali silaturahmi dan hubungan persaudaraan dan berjanji dalam diri untuk berubah yang lebih baik…..

SELAMAT TAHUN BARU 2016


OLEH : IHSAN.D

Rabu, 30 Desember 2015

MANUSIA; DARI LUBANG KEMBALI KE LUBANG







Pada edisi sebelumnya penulis pernah memposting tentang perdebatan 9 lubang dalam diri manusia. Kali ini kami mencoba menukil  tentang hubungan antara manusia, dari lubang  dan kembali ke lubang. Tanpa mengurangi tupoksi dari organ tubuh yang lain saya coba mengajak kita lebih mencerna tentang lubang sebagai tempat asal dan kembalinya manusia.

Manusia kerap memahami lubang sebagai tempat berdiamnya hal-hal yang menjijikkan dan bahkan mengenakan. Kita mengenal ada lubang/sarang-ular, lubang biawak, lubang semut, lubang hidung yang menyimpan kotoran, lubang telinga juga menyimpan kotoran, bahkan lubang mata menyimpan kotoran. Padahal tanpa disadari kita hidup lantaran adanya lubang. Apakah Anda membayangkan bisa hidup tanpa hidung yang berlubang? Bisakah Anda merasakan kelezatan makanan tanpa mulut yang berlubang? Bisakah Anda melihat tanpa mata yang berlubang? Bahkan kotoran yang menjejali perut dan kantong kemih Anda juga harus dikeluarkan lewat lubang. Bagaimana rasanya orang yang hendak mengeluarkan kencing, tetapi penisnya tak berlubang?

Karena adanya lubang manusia bisa mengalami hidup.  Bahkan awal manusia mengalami hidup berasal dari lubang. Kejadian manusia bermula dari pertemuan mani dan ovum yang sama-sama berasal dari lubang (maaf kemaluan). Pertemuan keduanya berproses menjadi segumpal daging, dan bertumbuh menjadi bayi yang juga dikeluarkan lewat (lubang) wanita. Jika kelahiran melalui lubang, maka kematian manusia pun akan kembali ke lubang, yakni liang lahat.

Tidak sebatas manusia yang mewujud dari lubang, bahkan kehidupan ini berasal dari lubang, andaikan ada lubang yang tertutup tidak akan ada manfaat yang bisa dibagikan. Air yang kita minum juga berasal dari lubang, pepohonan untuk bisa mencapai pertumbuhan sempurna juga harus ditanamkan di tanah yang berlubang. 
Karena itu, jangan pernah kau meremehkan lubang, karena dari lubang seluruh kehidupan ini mengalami realisasi secara optimal. 

Manusia tidak bisa lepas dari lubang. Kiranya bagaimana orang bisa mendapatkan kehidupan tanpa adanya lubang. Lubang mewakili ruang. Ketahuilah, orang mengalami hidup lantaran adanya ruang. Anda bisa duduk menikmati makanan yang terhidang di depan meja lantaran ada ruang yang disediakan untuk Anda. Ruang itu sepertinya tidak ada, padahal ruang itu ada, bahkan ruang mendasari keberadaan segala sesuatu. Mungkinkah Anda melihat segala sesuatu yang mengalami eksistensi di ranah tanpa ruang? 

Memang, kita tidak bisa melihat rupa ruang (lubang), apalagi warnanya, tetapi ia selalu hadir dalam setiap keadaan. Karena lubang itu seakan tidak berbentuk, Anda kurang menghargai kehadiran lubang tersebut. Dan Anda lebih menghargai apa yang keluar dari lubang. Bayangkan, Anda mungkin jijik menyentuh dubur ayam, tetapi Anda tidak pernah jijik kalau menyentuh telur ayam. Padahal Anda sadar, bahwa telur itu keluar dari (lubang) dubur ayam. Manusia yang diciptakan sebagai khalifah ini keluar dari kemaluan. Kemaluan identik dengan suatu yang memalukan, dan hanya layak dihampiri kamaluan juga. Akan tetapi, perlu disadari bahwa dari kemaluan itulah muncul makhluk yang dimuliakan Allah  sebagai khalifah. Kendati Anda berasal dari lubang yang penuh dengan kotoran, Anda mensyukuri kelahiran, dan Anda harus berusaha menumbuhkan kemuliaan yang bertempat dalam diri. Jika manusia mengerti akan asal muasalnya, niscaya dia akan selalu menghargai segala lubang yang melekat padanya dengan cara menjaganya dari segala bentuk kemaksiatan pada-Nya.


Begitu pentingnya lubang, maka manusia harus menjaga lubang-lubang yang lekat pada tubuhnya dari segala sumber penyakit dan kemaksiatan. Melalui lubang-lubang ini penyakit bisa hadir dalam diri manusia. Misalnya mulut mengunyah makanan yang kotor tentu aka nada penyakit yang bersarang di tubuh.  Andaikan orang berbuat kemaksiatan melalui lubang yang terinstalasi pada dirinya berarti tidak bersyukur. tak ayal kalau di kemudian hari manusia akan didepak penderitaan oleh karena perbuatan tersebut. Bayangkan, banyak orang terjangkiti penyakit HIV AIDS lantaran menyalahgunakan lubang. Banyak penyakit yang melanda manusia saat ini oleh karena makanan yang dikonsumsi. Anda pasti sudah tahu makanan tersalurkan lewat lubang mulut. Padahal, ketika manusia menjaga makanan insya Allah kesehatan badannya akan terjaga pula. Mulut disini tidak sekadar terkendali dari masuknya penyakit lahir, tetapi harus terkendali dari masuknya penyakit batin. Bayangkan, tak jarang perseteruan, kebencian yang terus menebar, dan bahkan peperangan bermula dari lisan (mulut). Karena itu, Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “siapa yang menjamin bisa menjaga lisan, maka saya menjamin surga.” Bermula dari fitnah terkadang menyulut permusuhan satu sama lain.


Penyakit juga datang dari udara kotor yang dihirup oleh hidung kita. Karena itu, hidung harus terjaga dari menghirup udara kotor (polutan). Andaikan kita mampu menjaga hidung kita dari menghirup zat-zat yang kotor, insya Allah kesehatan kita tetap terjaga dengan baik.
Demikian juga disini terjadi kerjasama antara lubang-lubang dalam diri manusia. Jika lubang mata sudah melihat makanan yang kotor dan lubang hidung mencium bau yang basi maka lubang mulutpun enggan untuk membuka dan memakannya. Jika lubang telinga sudah mendengar suara yang aneh tentu lubang mulut akan berbicara dan bertanya. Sehingga jika dinalogikan diantara lubang-lubang ini tidak ada yang paling istimewa dan paling penting karena dari lubang-lubang ini kita hadir dan kembali.

Kami mencoba mereview kembali  perdebatan antara 9 lubang dalam diri manusia. Mula-mula 2 lubang Mata berujar, diantara kalian semua akulah lubang yang paling penting karena tanpa aku manusia tidak bisa melihat apa-apa. Manusia tidak bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang cantik mana yang jelek serta melihat segala isi dan realita kehidupan di dunia ini.
Perkataan mata ini disanggah oleh 2 lubang telinga yang menguping pembicaraan mata, kata telinga, “Maaf kawan mata, akulah yang paling penting karena tanpa aku manusia tidak bisa mendengar”. Siapapun yang memanggil, apapun yang menyerang dan bunyi-bunyian apapum jika aku menutup lubangku maka manusia tidak akan tahu.

Pekataan mata dan telinga selanjutnya dibantah oleh 2 lubang hidung, “sory kawan-kawan, sebenarnya akulah yang paling penting dan utama. Jika aku tak ada, maka manusia tidak dapat meghirup udara dan bernapas. Jika aku berhenti menghirup udara maka manusia akan mati, dan kalianpun juga akan ikut mati, tegas hidung”.
Lalu mulutpun membantah perkataan hidung, “aku memang hanya sendiri tanpa ada pasangan seperti kalian, tapi akulah yang paling penting karena lewat akulah manusia makan, minum dan berbicara. Jika aku tak membuka pintuku untuk makan dan minum tentu kalian semua akan lemas dan selanjutnya mati mengikuti jasad manusia. Jadi akulah yang terpenting sebagai saluran untuk makan dan minum serta memberi kekuatan dan tenaga bagi manusia termasuk kalian”.

Menyimak dialog dari 7 lubang yang berada diposisi atas pada diri manusia dan ditempat terbuka, lalu 2 lubang yang berada pada posisi bawah dan disembunyikan  ikut ambil bagian dalam percakapan tersebut. “Maaf kawan-kawan semua, kami berdua memang berada dibagian paling bawah dan selalu menerima dan menyalurkan hal-hal yang buruk dan kotor dari kalian semua, namun jika kalian mengatakan bahwa masing-masing kalian adalah lubang yang paling penting, bagaimana jika kami berdua ngambek dan mengunci lubang  kami. Jika kami menahan kotoran depan dan belakang untuk keluar bagaimana reaksi kalian?. Mulut, kamu pasti akan berteriak kesakitan, hidungpun jalan napas anda pasti akan terengah-engah dan ngos-ngosan, Demikian juga telinga, anda pasti akan merasa denging kesakitan dan kawan mata mungkin bola mata dan bagian putih anda akan berputar-putar. Apakah ini yang kalian masing-masing katakan bahwa kalianlah yang paling penting dan utama?

Lalu kedua lubang bawah menegaskan “dalam diri manusia kita memang sudah diciptakan dengan bentuk yang berbeda dan berada pada posisi yang berbeda pula. Tapi tidak ada yang paling penting dan utama. Kita memang sudah diberi tugas dan fungsi masing-masing serta saling bergantung kepada satu sama lain agar manusia bisa hidup. Jadi janganlah saling berdebat dan saling menyakiti karena dari kita 9 lubang ini dosa dan pahala akan berlaku pada manusia. Jika kita terarah pada hal yang baik maka manusia itupun akan baik dan mendapat pahala. Demikan pula sebaliknya jika kita terarah pada hal yang buruk dan maksiat maka manusia itupun akan terjerumus dan berkubang pada lumpur dosa.

Di penghujung tahun 2015, marilah kita merefleksi perjalanan hidup kita baik pada tahun ini maupun tahun tahun sebelumnya dengan melihat pemanfaatan anggota tubuh kita masing-masing. Meskipun dalam ulasan ini terfokus pada lubang-lubang. Lubang kehidupan adalah lubang yang melekat pada tubuh kita yang bisa mendatangkan bahaya dan pahala bagi kita. Jika manfaatkan untuk kebaikan maka baik pula hidup kita namun jika kita manfaatkan untuk kemaksiatan dan kejelekan maka rusaklah hidup kita. Lubnag Mulut jika kita pergunakan untuk menyampaikan hal yang baik dan pesan-pesan cinta maka kita  akan dicintai oleh orang lain. Tapi jika kita memfitnah, menjelek-jelekan orang maka kita akan dibenci dan dijauhi oleh orang lain. demikian pula lubang-lubang lainnya.

Tulisan sederhana ini hanya hendak mengajak Anda agar mensyukuri kehadiran lubang, karena dari lubang inilah Anda bisa menyelenggarakan kehidupan. Selain itu, Anda harus bersabar agar tidak menggunakan lubang-lubang yang menempel pada tubuh pada hal yang dilarang oleh Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Perpaduan syukur-sabar tersebut insya Allah akan mengantar Anda dalam zona kebahagiaan secara berkelanjutan.

OLEH : IHSAN.D 

Sumber Kepustakaan :
versus-versi.blogspot.com