Sebuah kerinduan yang akhirnya terjawab. Malam 25 November 2015 setelah selesai shalat maghrib ketika sedang bersenda gurau dengan anggota keluarga, tiba-tiba ada tamu yang datang mengetuk pintu. Ternyata yang datang kakak (ka’e) tetangga sebelah rumah mengantar sepiring makanan dari pangan lokal. Setelah sekian lama tidak menikmati sajian yang biasa dibuat oleh almarhumah ibu, kini pangan lokal tersebut hadir didepan mata dan dengan warna khasnya yang kecoklatan dan itulah arejawa. Secara bebas arejawa dapat diterjemahkan sebagai nasi jagung. Namun arejawa yang satu ini bukanlah campuran antara nasi dan jagung.
Sambil menatap sepiring arejawa muncul pernyataan yang tertulis dalam otak, dizaman serba instan ternyata masih ada orang yang membuat dan memasak arejawa meskipun ditengah pergeseran menu makanan dari pangan lokal yang dibuat dengan cara tradisional dengan menu makan modern dengan proses yang modern pula.
Dimasanya panganan ini merupakan makanan pokok dan sebagai pengganti ubi yang dikemas dalam berbagai kreasi. Sedangkan nasi saat itu masih merupakan makanan bagi kelas menengah ke atas. Jika disearch pada mr. google mungkin sedikit atau tidak ada yang menemukan kuliner ini. Sehingga kuliner khas ini hanya segelintir orang yang mengetahuinya dan merasakannya. Dengan proses pembuatan yang memakan waktu panganan lokal ini seakan mulai ditinggalkan. Namanya tidak setenar jagung mbose, katemak atau jagung titi apalagi emping jagung. Karena proses yang lama dapat dikatakan bahwa arejawa perlahan mulai hilang dari kebiasaan lokal dan tidak lagi dijadikan sebagai makanan pokok.
Arejawa, merupakan kuliner lokal yang berasal dari daerah ende lio. Bagi generasi saat ini jenis makanan ini mungkin akan terasa asing mungkin karena belum pernah mendengar ataupun mencicipinya. Namun tidak bagi golongan tua karena makanan ini adalah makan asli yang diolah dari jagung. Terdapat dua jenis arejawa yaitu arejawa dengan bahan dasarnya campuran antara jagung dan kacang hitam dan arejawa dengan bahan campuran antara jagung dan beras.
Untuk menghasilkan arejawa, diambil dari jagung yang sudah tua yang disimpan dalam waktu yang lama kira-kira 2-3 bulan. Jagung tersebut dikupas kulitnya kemudian dikeluarkan bijinya atau pemipilan dari bonggol. Biji jagung dihancurkan dengan 2 buah batu yaitu batu besar sebagai landasannya dan batu kecil untuk menghancurkan yang dalam bahasa lokal disebut watupena hingga biji jagung tersebut seperti biji beras dan ada akan tepungnya. Cara lainnya jagung juga dapat ditumbuk menggunakan lesung. Jagung yang telah hancur seperti biji beras dan tepung lalu bersihkan agar dapat memperoleh kualitas yang baik.
Sebelum ditanak, terlebih dahulu kacang hitam/kacang merah direbus menggunakan periuk dari tanah hingga matang kemudian masukan jagung kedalam wadah tersebut dan diaduk-aduk hingga merata. Beberapa saat (kira-kira 45 menit) arejawa sudah mulai matang dan siap dihidangkan dengan paduan kuah santan ikan yang diasapi.
Berdasarkan informasi dengan situs Wikipedia Jagung dinilai memiliki nilai gizi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nasi beras. Jagung lebih kaya akan vitamin (Vit. A, B1, B6, B12, C dan E), mineral (Folat, Kalsium, Fosfor, Natrium, Zink) dan serat. Dalam nasi jagung, gizi yang paling tinggi terkandung ialah Magnesium (Mg). Mengkonsumsi Magnesium membantu mengurangi kemungkinan terkena penyakit diabetes dan darah tinggi. Walaupun demikian, bagi mereka yang tidak cocok mengkonsumsi jagung (bahan-bahan yang diolah dari jagung termasuk nasi jagung) dapat menimbulkan flatus atau buang angin. Biji jagung kaya akan kandungan karbohidrat. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin.
Artinya arejawa dengan bahan dasarnya jagung memiliki manfaat bagi tubuh manusia, informasi mr google makanan ini ternyata memiliki dan menyimpan berbagai nutrisi lainnya yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh anda. Setidaknya dapat disimpulkan ada 7 manfaat dahsyat jagung bagi kesehatan tubuh :
- Meningkatkan Kesehatan Organ Pencernaan. Kandungan serat yang cukup tinggi dalam jagung dapat membantu proses pencernaan makanan lebih lancar. Oleh karena itulah, berbagai masalah atau gangguan pencernaan seperti susah buang air besar tidak akan menyiksa anda lagi.
- Memperkuat Tulang Pada Tubuh Anda. Jagung ternyata mengandung nutrisi seperti magnesium, besi, tembaga serta fosfor. Berbagai nutrisi itulah yang dapat menutrisi tulang agar lebih kuat dan tidak mudah rapuh.
- Menjadikan Kulit Lebih Awet Muda. Antioksidan yang melimpah dalam jagung dapat membantu menutrisi seluruh jaringan kulit di tubuh anda. Jadi, bagi siapapnn yang berniat tampil fresh dan terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya, jagung bisa menjadi salah satu kuncinya.
- Menangkal Gejala Kurang Darah Atau Anemia. Kepala pusing merupakan salah satu indikasi bahwa seseorang terkena anemia. Jagung memiliki kandungan vitamin B serta asam folat yang berfungsi mencegah anemia yang cukup efektif.
- Meningkatkan Kesehatan Organ Jantung Anda. Jagung menyimpan nutrisi seperti vitamin C, karotenoid serta bioflavonoid yang berperan dalam mengontrol kadar kolesterol didalam darah serta meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh anda.
- Menyehatkan Organ Penglihatan Anda. Jagung mengandung sumber beta karoten yang mana merupakan pembentuk vitamin A didalam tubuh anda. Jadi, konsumsilah jagung dengan batas yang normal untuk membantu mencukupi nutrisi yang dibutuhkan oleh organ mata anda.
- Pencegah Diabetes Yang Cukup Efektif. Kandungan fitokimia yang terdapat dalam biji jagung akan mengatur penyerapan serta pelepasan hormon insulin didalam tubuh anda. Inilah yang menobatkan jagung sebagai salah satu makananan yang bergizi tinggi untuk mencukupi kebutuhan nutrisi pada tubuh semua orang.
Jika difalshback dahulunya sumber pokok pangan penduduk NTT adalah jagung, bukan beras. Orang NTT dapat hidup sehat dengan makan jagung. Bahkan dengan jagung lokal alias jagung asli NTT. Bukan saja karena jenis jagung itu telah dibudidayakan dan dikonsumsi nenek moyang penduduk NTT sejak abad ke-16 silam. Juga bukan hanya karena mayoritas wilayah NTT kering dan tandus. Melainkan, karena secara ilmiah telah terbukti bahwa kandungan nutrisi jagung lokal NTT setara dengan beras maupun gandum.
Bergesernya sumber pangan pokok masyarakat NTT dari jagung ke beras diperkirakan bermula sejak tahun 1980-an. Pergeseran ini, terutama disebabkan oleh kebijakan pemerintah pada saat itu yang serta-merta diterima oleh masyarakat. Masyarakat kemudian berperilaku bahwa yang namanya makan berarti makan nasi, meskipun telah mengkonsumsi bahan pangan yang lain seperti arejawa. Kalau mereka belum mencicipi nasi, tetap dianggap belum makan.
Kini NTT kembali mencangkan daerahnya sebagai propinsi jagung, mungkinkah jagung dan arejawa akan menjadi panganan pokok dan sebagai salah satu dari ikon kuliner Ende ???
OLEH : IHSAN D.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jagung
intips-kesehatan.blogspot.com
sergapntt.mlblogs.com
www.sinarharapan.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Beri Komentarnya