Rabu, 30 Desember 2015

MANUSIA; DARI LUBANG KEMBALI KE LUBANG







Pada edisi sebelumnya penulis pernah memposting tentang perdebatan 9 lubang dalam diri manusia. Kali ini kami mencoba menukil  tentang hubungan antara manusia, dari lubang  dan kembali ke lubang. Tanpa mengurangi tupoksi dari organ tubuh yang lain saya coba mengajak kita lebih mencerna tentang lubang sebagai tempat asal dan kembalinya manusia.

Manusia kerap memahami lubang sebagai tempat berdiamnya hal-hal yang menjijikkan dan bahkan mengenakan. Kita mengenal ada lubang/sarang-ular, lubang biawak, lubang semut, lubang hidung yang menyimpan kotoran, lubang telinga juga menyimpan kotoran, bahkan lubang mata menyimpan kotoran. Padahal tanpa disadari kita hidup lantaran adanya lubang. Apakah Anda membayangkan bisa hidup tanpa hidung yang berlubang? Bisakah Anda merasakan kelezatan makanan tanpa mulut yang berlubang? Bisakah Anda melihat tanpa mata yang berlubang? Bahkan kotoran yang menjejali perut dan kantong kemih Anda juga harus dikeluarkan lewat lubang. Bagaimana rasanya orang yang hendak mengeluarkan kencing, tetapi penisnya tak berlubang?

Karena adanya lubang manusia bisa mengalami hidup.  Bahkan awal manusia mengalami hidup berasal dari lubang. Kejadian manusia bermula dari pertemuan mani dan ovum yang sama-sama berasal dari lubang (maaf kemaluan). Pertemuan keduanya berproses menjadi segumpal daging, dan bertumbuh menjadi bayi yang juga dikeluarkan lewat (lubang) wanita. Jika kelahiran melalui lubang, maka kematian manusia pun akan kembali ke lubang, yakni liang lahat.

Tidak sebatas manusia yang mewujud dari lubang, bahkan kehidupan ini berasal dari lubang, andaikan ada lubang yang tertutup tidak akan ada manfaat yang bisa dibagikan. Air yang kita minum juga berasal dari lubang, pepohonan untuk bisa mencapai pertumbuhan sempurna juga harus ditanamkan di tanah yang berlubang. 
Karena itu, jangan pernah kau meremehkan lubang, karena dari lubang seluruh kehidupan ini mengalami realisasi secara optimal. 

Manusia tidak bisa lepas dari lubang. Kiranya bagaimana orang bisa mendapatkan kehidupan tanpa adanya lubang. Lubang mewakili ruang. Ketahuilah, orang mengalami hidup lantaran adanya ruang. Anda bisa duduk menikmati makanan yang terhidang di depan meja lantaran ada ruang yang disediakan untuk Anda. Ruang itu sepertinya tidak ada, padahal ruang itu ada, bahkan ruang mendasari keberadaan segala sesuatu. Mungkinkah Anda melihat segala sesuatu yang mengalami eksistensi di ranah tanpa ruang? 

Memang, kita tidak bisa melihat rupa ruang (lubang), apalagi warnanya, tetapi ia selalu hadir dalam setiap keadaan. Karena lubang itu seakan tidak berbentuk, Anda kurang menghargai kehadiran lubang tersebut. Dan Anda lebih menghargai apa yang keluar dari lubang. Bayangkan, Anda mungkin jijik menyentuh dubur ayam, tetapi Anda tidak pernah jijik kalau menyentuh telur ayam. Padahal Anda sadar, bahwa telur itu keluar dari (lubang) dubur ayam. Manusia yang diciptakan sebagai khalifah ini keluar dari kemaluan. Kemaluan identik dengan suatu yang memalukan, dan hanya layak dihampiri kamaluan juga. Akan tetapi, perlu disadari bahwa dari kemaluan itulah muncul makhluk yang dimuliakan Allah  sebagai khalifah. Kendati Anda berasal dari lubang yang penuh dengan kotoran, Anda mensyukuri kelahiran, dan Anda harus berusaha menumbuhkan kemuliaan yang bertempat dalam diri. Jika manusia mengerti akan asal muasalnya, niscaya dia akan selalu menghargai segala lubang yang melekat padanya dengan cara menjaganya dari segala bentuk kemaksiatan pada-Nya.


Begitu pentingnya lubang, maka manusia harus menjaga lubang-lubang yang lekat pada tubuhnya dari segala sumber penyakit dan kemaksiatan. Melalui lubang-lubang ini penyakit bisa hadir dalam diri manusia. Misalnya mulut mengunyah makanan yang kotor tentu aka nada penyakit yang bersarang di tubuh.  Andaikan orang berbuat kemaksiatan melalui lubang yang terinstalasi pada dirinya berarti tidak bersyukur. tak ayal kalau di kemudian hari manusia akan didepak penderitaan oleh karena perbuatan tersebut. Bayangkan, banyak orang terjangkiti penyakit HIV AIDS lantaran menyalahgunakan lubang. Banyak penyakit yang melanda manusia saat ini oleh karena makanan yang dikonsumsi. Anda pasti sudah tahu makanan tersalurkan lewat lubang mulut. Padahal, ketika manusia menjaga makanan insya Allah kesehatan badannya akan terjaga pula. Mulut disini tidak sekadar terkendali dari masuknya penyakit lahir, tetapi harus terkendali dari masuknya penyakit batin. Bayangkan, tak jarang perseteruan, kebencian yang terus menebar, dan bahkan peperangan bermula dari lisan (mulut). Karena itu, Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “siapa yang menjamin bisa menjaga lisan, maka saya menjamin surga.” Bermula dari fitnah terkadang menyulut permusuhan satu sama lain.


Penyakit juga datang dari udara kotor yang dihirup oleh hidung kita. Karena itu, hidung harus terjaga dari menghirup udara kotor (polutan). Andaikan kita mampu menjaga hidung kita dari menghirup zat-zat yang kotor, insya Allah kesehatan kita tetap terjaga dengan baik.
Demikian juga disini terjadi kerjasama antara lubang-lubang dalam diri manusia. Jika lubang mata sudah melihat makanan yang kotor dan lubang hidung mencium bau yang basi maka lubang mulutpun enggan untuk membuka dan memakannya. Jika lubang telinga sudah mendengar suara yang aneh tentu lubang mulut akan berbicara dan bertanya. Sehingga jika dinalogikan diantara lubang-lubang ini tidak ada yang paling istimewa dan paling penting karena dari lubang-lubang ini kita hadir dan kembali.

Kami mencoba mereview kembali  perdebatan antara 9 lubang dalam diri manusia. Mula-mula 2 lubang Mata berujar, diantara kalian semua akulah lubang yang paling penting karena tanpa aku manusia tidak bisa melihat apa-apa. Manusia tidak bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang cantik mana yang jelek serta melihat segala isi dan realita kehidupan di dunia ini.
Perkataan mata ini disanggah oleh 2 lubang telinga yang menguping pembicaraan mata, kata telinga, “Maaf kawan mata, akulah yang paling penting karena tanpa aku manusia tidak bisa mendengar”. Siapapun yang memanggil, apapun yang menyerang dan bunyi-bunyian apapum jika aku menutup lubangku maka manusia tidak akan tahu.

Pekataan mata dan telinga selanjutnya dibantah oleh 2 lubang hidung, “sory kawan-kawan, sebenarnya akulah yang paling penting dan utama. Jika aku tak ada, maka manusia tidak dapat meghirup udara dan bernapas. Jika aku berhenti menghirup udara maka manusia akan mati, dan kalianpun juga akan ikut mati, tegas hidung”.
Lalu mulutpun membantah perkataan hidung, “aku memang hanya sendiri tanpa ada pasangan seperti kalian, tapi akulah yang paling penting karena lewat akulah manusia makan, minum dan berbicara. Jika aku tak membuka pintuku untuk makan dan minum tentu kalian semua akan lemas dan selanjutnya mati mengikuti jasad manusia. Jadi akulah yang terpenting sebagai saluran untuk makan dan minum serta memberi kekuatan dan tenaga bagi manusia termasuk kalian”.

Menyimak dialog dari 7 lubang yang berada diposisi atas pada diri manusia dan ditempat terbuka, lalu 2 lubang yang berada pada posisi bawah dan disembunyikan  ikut ambil bagian dalam percakapan tersebut. “Maaf kawan-kawan semua, kami berdua memang berada dibagian paling bawah dan selalu menerima dan menyalurkan hal-hal yang buruk dan kotor dari kalian semua, namun jika kalian mengatakan bahwa masing-masing kalian adalah lubang yang paling penting, bagaimana jika kami berdua ngambek dan mengunci lubang  kami. Jika kami menahan kotoran depan dan belakang untuk keluar bagaimana reaksi kalian?. Mulut, kamu pasti akan berteriak kesakitan, hidungpun jalan napas anda pasti akan terengah-engah dan ngos-ngosan, Demikian juga telinga, anda pasti akan merasa denging kesakitan dan kawan mata mungkin bola mata dan bagian putih anda akan berputar-putar. Apakah ini yang kalian masing-masing katakan bahwa kalianlah yang paling penting dan utama?

Lalu kedua lubang bawah menegaskan “dalam diri manusia kita memang sudah diciptakan dengan bentuk yang berbeda dan berada pada posisi yang berbeda pula. Tapi tidak ada yang paling penting dan utama. Kita memang sudah diberi tugas dan fungsi masing-masing serta saling bergantung kepada satu sama lain agar manusia bisa hidup. Jadi janganlah saling berdebat dan saling menyakiti karena dari kita 9 lubang ini dosa dan pahala akan berlaku pada manusia. Jika kita terarah pada hal yang baik maka manusia itupun akan baik dan mendapat pahala. Demikan pula sebaliknya jika kita terarah pada hal yang buruk dan maksiat maka manusia itupun akan terjerumus dan berkubang pada lumpur dosa.

Di penghujung tahun 2015, marilah kita merefleksi perjalanan hidup kita baik pada tahun ini maupun tahun tahun sebelumnya dengan melihat pemanfaatan anggota tubuh kita masing-masing. Meskipun dalam ulasan ini terfokus pada lubang-lubang. Lubang kehidupan adalah lubang yang melekat pada tubuh kita yang bisa mendatangkan bahaya dan pahala bagi kita. Jika manfaatkan untuk kebaikan maka baik pula hidup kita namun jika kita manfaatkan untuk kemaksiatan dan kejelekan maka rusaklah hidup kita. Lubnag Mulut jika kita pergunakan untuk menyampaikan hal yang baik dan pesan-pesan cinta maka kita  akan dicintai oleh orang lain. Tapi jika kita memfitnah, menjelek-jelekan orang maka kita akan dibenci dan dijauhi oleh orang lain. demikian pula lubang-lubang lainnya.

Tulisan sederhana ini hanya hendak mengajak Anda agar mensyukuri kehadiran lubang, karena dari lubang inilah Anda bisa menyelenggarakan kehidupan. Selain itu, Anda harus bersabar agar tidak menggunakan lubang-lubang yang menempel pada tubuh pada hal yang dilarang oleh Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Perpaduan syukur-sabar tersebut insya Allah akan mengantar Anda dalam zona kebahagiaan secara berkelanjutan.

OLEH : IHSAN.D 

Sumber Kepustakaan :
versus-versi.blogspot.com







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Beri Komentarnya