Sejenak, kita pejamkan mata dan
berdiam diri, dalam suasana yang hening sambil merefleksi perjalanan hidup kita
selama ini. Hadirkanlah semua kenangan suka dan duka dalam pikiran kita baik …...
Bayangkanlah peristiwa-peristiwa yang
telah lewat dalam pikiran kita hadirkanlah orang-orang yang berperan dalam
kehidupan kita/sekali lagi marilah kita
hening dalam kegelapan…………..
Tidak terasa detik waktu terus
berputar, hari berganti berganti hari, bulan berganti bulan dan waktu terus
berlalu dalam peraduannya……
Kita merenung sepertinya hari-hari
berlalu tanpa kesan apa2, tanpa sesuatu yang berarti, tanpa menghasilkan apa-apa.
…..
Namun yang pasti dengan pergantian
hari, bulan dan perputaran waktu
ternyata usia kita kian bertambah….
Ketika menjelang pergantian tahun,
menjadi kebiasaan diseluruh jagat bumi ini merayakannya dengan penuh suka cita.
Dari anak kecil hingga orang dewasa, dari anak muda hingga orang tua, dari kota hingga kepelosok desa. Seakan-akan
melupakan semua kejadian suka dan duka pada masa-masa sebelumnya……
Namun…Pernahkah kita merenung satu
menit saja siapakah diri kita? Siapakah yang menciptakan kita? Untuk apakah
kita hidup? Dengan siapa saja kita hidup? Apa yang telah kita kerjakan selama
ini. Perjalanan hidup kita apakah telah bermanfaat bagi orang-orang
disekeliling kita, bagi keluarga, bagi masyarakat dan tempat dimana kita
berada?.......
Kita ini hanya makluk ciptaan Allah
Tuhan Yang Maha Kuasa yang sewaktu-waktu, kapan dan dimana saja akan memanggil
pulang kita. Kita tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Kita hanya sebatang tengkorak
berbalut kulit yang berasal dari tanah yang kotor yang di beri rahmat dengan
tiupun ruh dan di beri kepercayaan untuk mengelola kehidupan dibumi ini, dan
seonggak tubuh kita ketika meninggal dan
berpisah dengan ruh hanya akan menjadi bangkai waktu ditimbun dengan tanah dan akan menjadi makanan bagi makhluk di bawah
tanah dan dililit akar-akar pepohonan. Sehingga kita bukanlah apa-apa di Mata
Allah…..
Saudara-saudariku yang terkasih…..
Dibalik perjalanan hidup kita banyak
peristiwa yang terpampang dan dirasakan. Bersyukurlah kita tidak ditimpakan
bencana oleh Yang Maha Kuasa. Namun di daerah-daearah lain, saudara-saudara kita
mengalami berbagai bencana, korban harta dan korban jiwa menjadi catatan kelam…..
Di luar sana masih banyak orang tidak
punya rumah…
Masih banyak orang yg bahkan tidak tahu apakah besok pagi dia masih bisa makan…..
Masih banyak anak-anak yang bahkan tidak tahu sampai kapan mereka akan terus tidur beralaskan koran beratapkan langit …..
Masih banyak orang yg bahkan tidak tahu apakah besok pagi dia masih bisa makan…..
Masih banyak anak-anak yang bahkan tidak tahu sampai kapan mereka akan terus tidur beralaskan koran beratapkan langit …..
Masih banyak mereka yang tertindas, Masih
banyak orang-orang tidak mampu berobat ketika mereka sakit dan akhirnya
meninggal. Masih banyak orang-orang yang digusur dengan paksa….
Tapi mereka tetap berjuang untuk
mempertahankan hidupnya…
Lalu bagaimakah dengan kita? Kita
sering mengeluh jika ditimpa kesusahan, kita sering bersuka ria ketika
memperoleh kesenangan ataupun rejeki, tapi kita
lupa bersyukur kepada Yang Maha Kuasa bahwa kita masih diberi kesempatan
untuk hidup dan bernafas……
Dibalik waktu yang terus berganti dan mulai menapaki tahun yang
terbaru, menyisakan kenangan yang tak
terhingga dan tercatatat dalam lembaran hidup kita . Diantara kita banyak
merasakan kesenangan dan kebahagiaan dengan apa yang kita dapat, keluarga yang
masih utuh, sukses dalam pekerjaan, tertawa dalam keceriaan……
Namun tidak sedikit diantara kita,
merasakan dan melalui suatu penderitaan atau kedukaan, ada yang sudah mengalami
kehilangan salah satu anggota keluarganya yang harus lebih dahulu dipanggil
Tuhan sang Pencipta sehingga mereka tidak bisa merasakan kegembiraan bersama
kita. Ada istri yang kehilangan suami, ada suami kehilangan istri tercintanya,
ada orang tua kehilangan anaknya, ada anak kehilangan ayah ataupun ibunya, ada
kakak yang kehilangan adiknya, ataupun adik yang ditinggal kakaknya. Mereka
pergi mendahului kita semua, mereka hanya meninggalkan suka dan duka selama
mereka bersama kita, sehingga ketika
berada dalam rumah dan melihat ke kiri ataupun kekanan dalam isi rumah seakan
ada yang hampa dan sepi. Hampa tanpa canda-tawa dan kasih sayang dari
orang-orang tercinta yang telah meninggalkan kita. Tetesan air mata ataupun
tangis duka mengiringi kepergian mereka. Pernakah walau sesaat dalam sehari
kita mengenang mereka? Mengirim do,a untuk mereka? Semuanya hanya diri kita
sendiri yang tahu……
Bapak/Ibu
Saudara-saudariku yang terkasih…..
Bagi rekan-rekan dan saudara-saudaraku
yang masih muda, anda dan saya adalah generasi penerus dari mereka-mereka yang
tua. Tapi adakah bekal yang telah kita siapkan untuk melanjutkan cita-cita dan
perjuangan mereka? Apakah dengan berlalunya waktu hidup dan kehidupan kita akan
berubah. Apakah kita masih seperti yang biasa-biasa saja tanpa ada perubahan
yang lebih baik? ……
Bagi saudara-saudaraku yang masih
memiliki orang tua yang utuh, apakah kehidupan kita terus bergantung pada
mereka? Bagaimanakah jika mereka sudah tiada? Ketika kecil mereka mendidik dan
merawat kita, mereka tak pernah merasa lelah bekerja untuk membesarkan kita.
Bermandikan keringat, dibawah panas terik matahari / diguyur hujan sekalipun
mereka tak pernah gentar dan mengeluh untuk memenuhi kebutuhan kita. Tapi
apakah balasan kita untuk mereka? Kita hanya menunjukan sikap seperti menentang
mereka, bahkan kita membentak dan mengancam apabila tidak sesuai dengan
keinginan kita, kepada ibu yang mengandung kita 9 bulan 10 hari, menahan rasa
sakit, bertarung antara hidup dan mati untuk melahirkan kita, kegilasahan ayah
untuk keselamatan ibu dan putra-putrinya,
namun yang mereka dapatkan hanya untaian
sikap buruk kita…..
Bapak/Ibu
Saudara-saudariku yang terkasih…..
Diwaktu-waktu kemarin dan kini Hampir
setahun sebelum waktu beranjak ke sejarah baru , diantara kehidupan kita baik
dengan orang lain maupun dalam suatu keluarga, entah sadar ataupun tidak kita
terkadang terantuk dalam suatu amarah, dendam, dengki dan kebencian, sehingga tidak
bertegur sapa. Demikian pula sebaliknya dalam
Apakah dendam dan kebencian itu
harus tetap tumbuh subur hingga waktu yang akan datang? Kenapa Tuhan yang
menciptakan kita bisa memaafkan makhluknya meskipun kesalahan dan dosa yang
dibuat sangat besar tapi kita yang merupakan makluk ciptaannya untuk memaafkan
sesama sangat berat dan bahkan kebencian tersebut bisa dibawa hingga masuk ke
liang lahat. Betapa kebencian itu menjadi teman bagi kita namun tanpa kita
sadari bahwa Tuhan mencatat lembaran-lembaran dosa kita…..
Bapak/Ibu
Saudara-saudariku yang di rahmati Tuhan….
Bertanyalah dalam diri kita sendiri
seperti apakah kita di waktu yang akan datang, Apakah kita masih ada? Jika
masih, apakah ada perubahan-perubahan yang akan kita lakukan? Ataukah kita
tetap seperti saat ini ataupun sama seperti waktu-waktu kemarin?....
Kita marah karena orang tidak sepaham
dengan kita, kita benci karena orang tidak se ide dengan kita bahkan dengan
perbedaan keyakinan kita saling menghina, menghujat bahkan berusaha
melenyapkan. Sadarkah kita bahwa perbedaan itu sudah takdir, perbedaan itu
memang sudah ada dalam diri kita sendiri? Bahwa antara anggota tubuh yang satu
dengan yang lain bentuknya tidak sama namun mereka memiliki fungsi
masing-masing dan bekerja sama untuk menopang tubuh agar manusia itu bisa
hidup. Lihatlah dalam diri anda sendiri samakah bentuk mata dan mulut? Jika
tanpa mata untuk melihat dan membedakan makanan yang baik dan buruk apakah
mulut serta merta memakannya. Demikian pula jika tanpa tangan yang menyuap
makanan, mungkinkah makanan tersebut
berada di mulut? Itulah hidup, bahwa kita memang berbeda tapi kita harus saling
bekerja sama untuk membangun suatu
kehidupan dan suatu peradaban.
Marilah kita berjanji dalam diri
kita masing-masing bahwa kita bisa
berubah, berubah pada kehidupan yang lebih baik…..
Marilah kita saling berjabatan tangan
selalu merajut tali silaturahmi dan
hubungan persaudaraan dan berjanji dalam diri untuk berubah yang lebih baik…..
SELAMAT
TAHUN BARU 2016
OLEH : IHSAN.D