Kamis, 29 Oktober 2015

GORO FATA JOKA MOKA, RITUAL TOLAK BALA DI DESA MANULONDO KECAMATAN NDONA

Upacara adat merupakan serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama, dan kepercayaan. Jenis upacara dalam kehidupan masyarakat, antara lain, upacara penguburan, upacara perkawinan, dan upacara pengukuhan kepala suku. Upacara adat adalah suatu upacara yang dilakukan secara turun-temurun yang berlaku di suatu daerah. Dengan demikian, setiap daerah memiliki upacara adat sendiri-sendiri, seperti upacara perkawinan, upacara labuhan, upacara camas pusaka dan sebagainya. Upacara adat yang dilakukan di daerah, sebenar- nya juga tidak lepas dari unsur sejarah.

Aktifitas upacara adat yang berkaitan erat dengan sistem religi merupakan salah satu wujud kebudayaan yang paling sulit dirubah bila dibandingkan dengan unsur kebudayaan yang laainnya.Bahkan sejarah menunjukan bahwa aktifitas upacara adat dan lembaga-lembaga kepercayaan adalah untuk perkumpulan manusia yang paling memungkinkan untuk tetap dipertahankan. Keadaan tersebut diatas, sangat berkaitan erat dengan kepercayaan manusia dalam berbagai kebudayaan di dunia gaib ini didiami oleh berbagai mahluk dan kekuatan yang tidak dapat dikuasai oleh manusia dengan cara-cara biasa sehingga ditakuti oleh manusiaKepercayaan itu biasanya termasuk suatu rasa kebutuhan akan suatu bentuk komunikasi dangan tujuan untuk menangkal kejahatan, menghilangkan musibah seperti atau untuk menjamin kesejatraan. Dalam rangka masyarakat melaksanakan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidup biasanya dipangaruhi oleh adanya pepercayaan dan nilai-nilai yang dianutnya seperti nilai budaya, hukum, norma-norma maupun aturan-aturan khusus lainnya.

Hal demikian terjadi pada Masyarakat desa manulondo Kecamatan Ndona Kabupaten Ende-NTT yang sering melaksanakan upacara adat joka moka goro fata. Upacara adat ini dimaksudkan sebagai salah satu bentuk perwujudan untuk menolak bala dari hama dan penyakit. Rangkaian kegiatan adat ini dilaksanakan selama 3-4 hari dengan rangkaian acaranya yaitu; hari pertama dilakukan pembersihan keda kanga (dalam istilah adatnya je ngaki keda kanga) hari kedua dilakukan renovasi rumah adat (kema nena keda kanga) dan pembuatan sampan mini untuk mengisi sesajen yang akan dilakukan pada puncak acara. Sementara hari ketiga yaitu puncak acara adatnya goro fata joka moka (upacara tolak bala) dari ujung kampong ke pantai Nanganesa.

Menurut Bpk. Antonius Te (mosalaki Ria Bewa yang juga mantan Kepala Desa Manulondo) mengatakan bahwa Upacara yang melibatkan seluruh masyarakat desa manulondo merupakan rutinitas yang digelar setiap tahun pada bulan mei minggu kedua. Gelaran kegiatan adat ini disamping untuk menolak bala atau mengusir hama dan penyakit juga bertujuan untuk melestarikan budaya setempat agar dapat dikenal dan diwariskan kepada generasi-generasi desa manulondo, tegas Bapak Anton.

[caption id="attachment_50" align="alignnone" width="300"]PROSES PEMBUATAN RUMAH ADAT DI NDONA PROSES PEMBUATAN RUMAH ADAT DI NDONA[/caption]

[caption id="attachment_53" align="alignnone" width="300"]ALANG-ALANG YANG DIGUNAKA UNTUK ATAP RUMAH ADAT DI NDONA ALANG-ALANG YANG DIGUNAKA UNTUK ATAP RUMAH ADAT DI NDONA[/caption]

[caption id="attachment_54" align="alignnone" width="300"]RUMAH ADAT YANG TELAH DIPUGAR-NDONA RUMAH ADAT YANG TELAH DIPUGAR-NDONA[/caption]

[caption id="attachment_55" align="alignnone" width="300"]TANDUK KERBAU YANG DISIMPAN DALAM RUMAH ADAT NDONA TANDUK KERBAU YANG DISIMPAN DALAM RUMAH ADAT NDONA[/caption]

Dalam rangkaian kegiatan goro fata joka moka ini, sebelum melakukan renovasi rumah adat, masyarakat (fai walu ana kalo) dari masing-masing kepala keluarga menyiapkan alang-alang untuk mengatap kembali rumah adat. Di hari yang telah ditentukan oleh Ria Bewa barulah dimulai proses pemugaran yang akan dimulai oleh Ria Bewa dan selanjutnya diteruskan oleh klan Tukang Kayu yang sudah diwariskan secara turun temurunkemudian dibantu oleh anakalo fai walu (masyarakat umum. Selama proses pemugaran rumah adat ini dari beberapa hari sebelum dilakukan pemugaran bunyi peralatan music gong dan lamba akan terus ditabu hingga dibawa ke pantai disaat puncak acara.

[caption id="attachment_56" align="alignnone" width="300"]PEMBUATAN SAMPAN MINI DALAM SEREMONI GORO FATA JOKA MOKA DI NDONA PEMBUATAN SAMPAN MINI DALAM SEREMONI GORO FATA JOKA MOKA DI NDONA[/caption]

[caption id="attachment_57" align="alignnone" width="300"]MASYARAKAT MEMAINKAN ALAT MUSIK SELAMA MASA ACARA GORO FATA JOKA MOKA DI NDONA MASYARAKAT MEMAINKAN ALAT MUSIK SELAMA MASA ACARA GORO FATA JOKA MOKA DI NDONA[/caption]

Kemudian pada puncak acaranya, masyarakat (fai walu ana kalo) dan para mosalaki dan keluarganya menyiapkan wea(emas) dari daun koli sebagai symbol anting-anting dan londa (kalung) dari daun-daunan, bahan-bahan makanan seperti ubi bakar, kelapa kering (kopra), telur, daging dan hati ayam kampung, nasi putih, yang semuanya dijadikan sebagai sesajen yang akan dipersembahkan pada para leluhur dan Sang Pencipta alam ini. Sesajen yang telah disiapkan tersebut diisi dalam sebuah perahu kecil dan selanjutnya akan digelar pa’a loka dan sua sasa (pemberian makan dengan do’a-do’a). Rangkain pemberian makan dan do’a-do’a dihadiri oleg seluruh masyarakat (fai walu ana kalo) dan para mosalaki beserta keluarganya dengan rangkaiannya dimulai dari tubu kanga, selanjuntya sesajen yang berisi bahan makanan yang telah diisi dalam perahu kecil diarak ke batas wilayah atau kampung selanjutnya kembali dilakukan sua sasa (do’a-do’a adat). Setelah selesai arak-arakan sesajen akan dihantar dengan berjalan kaki ke pantai yang berjarak sekitar 3 km dari pemukiman penduduk dengan diringi nyanyian-nyanyian dan music nggo lamba. Setibanya dipantai mosalaki ria bewa kembali memberikan sesajen pada tempat –tempat tertentu yang dipercaya masyarakat sebagai hunian para leluhur dan setelah selesai sesajen-sesajen tersebut akan diantar (dibuang) ke tengah-tengah laut menggunakan perahu yang akan diantar oleh petugas-petugas yang telah ditunjuk oleh ria bewa. Sembari menunggu para penghantar masyarakat terus menabu gong (nggo lamba) hingga para penghantar kembali ke pantai dan bergabung lagi bersama rombongan.

[caption id="attachment_58" align="alignnone" width="300"]RANGKAIAN ACARA GORO FATA DI MULAI-NDONA RANGKAIAN ACARA GORO FATA DI MULAI-NDONA[/caption]

[caption id="attachment_59" align="alignnone" width="300"]TARIAN YANG DILAKUKAN OLEH ISTRI MOSALAKI MENGANTAR RIA BEWA DAN PARA MOSALAKI MEMASUKI KEDA KANGA TARIAN YANG DILAKUKAN OLEH ISTRI MOSALAKI MENGANTAR RIA BEWA DAN PARA MOSALAKI MEMASUKI KEDA KANGA[/caption]

[caption id="attachment_60" align="alignnone" width="300"]RIA BEWA DAN MOSALAKI NUAKOTA NDONA MEMASUKI KEDA KANGA RIA BEWA DAN MOSALAKI NUAKOTA NDONA MEMASUKI KEDA KANGA[/caption]

Rangkaian acara ini akan berlanjut dengan gawi (tarian) bersama selama semalam suntuk dan diakhiri dengan hari pelarangan (pire) dimana segala aktifitas pertanian, perkebunan, ternak tidak boleh dilakukan.

OLEH: IHSAN DATO

[caption id="attachment_61" align="alignnone" width="300"]SAMPAN MINI YANG BERISI SESAJEN DI BAWA KE KEDA KANGA SAMPAN MINI YANG BERISI SESAJEN DI BAWA KE KEDA KANGA[/caption]

[caption id="attachment_62" align="alignnone" width="300"]MASYARAKAT NUAKOTA NDONA DALAM ACARA GORO FATA JOKA MOKA MASYARAKAT NUAKOTA NDONA DALAM ACARA GORO FATA JOKA MOKA[/caption]

[caption id="attachment_63" align="alignnone" width="300"]RIA BEWA MELAKUKAN RITUAL GORO FATA JOKA MOKA RIA BEWA MELAKUKAN RITUAL GORO FATA JOKA MOKA DI TUBU KANGA(NUAKOTA-NDONA)[/caption]

[caption id="attachment_64" align="alignnone" width="300"]PARA PETUGAS TURUNAN MOSALAKI MEMIKUL SAMPAN YANG AKAN DIBAWA KEPANTAI NANGANESA (NUAKOTA-NDONA) PARA PETUGAS TURUNAN MOSALAKI MEMIKUL SAMPAN YANG AKAN DIBAWA KEPANTAI NANGANESA (NUAKOTA-NDONA)[/caption]

[caption id="attachment_65" align="alignnone" width="300"]WARGA YANG MENGIKUTI PROSESI GORO FATA JOKA MOKA (MANULONDO NDONA) WARGA YANG MENGIKUTI PROSESI GORO FATA JOKA MOKA (MANULONDO NDONA)[/caption]

[caption id="attachment_66" align="alignnone" width="300"]RIA BEWA DAN PARA MOSALAKI NUAKOTA MELAKUKAN RITUAL DI PANTAI NANGANESA NDONA RIA BEWA DAN PARA MOSALAKI NUAKOTA MELAKUKAN RITUAL DI PANTAI NANGANESA NDONA[/caption]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Beri Komentarnya